Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Siswanya Tewas Tenggelam, Guru-guru SMP Tunas Baru Batuaji Diperiksa Polisi
Oleh : Hadli
Sabtu | 18-04-2015 | 17:44 WIB
jasad flayndi temu.jpg Honda-Batam
Jasad Flayndi Hutagalung saat ditemukan.

BATAMTODAY.COM, Batam - Kapolsek Nongsa Komisaris Polisi Arthur Sitindaon mengatakan pihaknya telah memeriksa seluruh guru SMP Tunas Baru, Batuaji yang mengadakan acara sekolah di Palm Spring, Nongsa, pada Jumat (17/4/2015) kemarin.

"Pagi tadi semua guru sudah kita periksa untuk di ambil keterangannya. Tapi satupun tidak ada yang mau bicara, semua bengong saat dimintai keterangannya," ujarnya kepada BATAMTODAY.COM, di lokasi, Sabtu (18/4/2015). 

Dari hasil penyelidikan sementara pihaknya berkeyakinan, hilangnya Flayndi Tunas Putra Hutagalung yang diketahui pada Jumat, 17 Mei 2015 sekitar  pukul 17.00 WIB, ada yang disembunyikan pihak guru. Namun demikian, tambahnya pihaknya akan terus mengorek informasi dari pihak sekolah. 

"Tapi masih terus kita periksa, sampai terbuka," jelasnya. 

Informasi yang kurang diperoleh dari pihak guru, menyulitkan pencarian. Karena, guru mengaku tidak ada siswa dan siswinya yang berenang ke laut.  Sehingga pencarian difokuskan dilakukan di darat. Namun tetap dibantu oleh warga sekitar menggunakan kapal.

"Semalam pencarian difokuskan didarat, tapi juga dibantu oleh warga sekitar mencari di laut, di titik temunya (palung) korban sudah dilintas pada sore itu, tapi tetap tidak ditemukan. Pencarian di darat dilakukan sampai dini hari. Tapi hari ini sudah ditemukan oleh penyelam dari Satuan Polair Polresta Barelang dibantu warga," jelasnya. (Baca: Akhirnya Flayndi Hutagalung Ditemukan Tak Bernyawa di Perairan Palm Spring)

Sementara itu, Steven Japari, General Manager (GM) Palm Spring mengatakan, pada saat pihak sekolah mengajukan pernohonan kegiatan dan dilakukan rapat bersama dengan panitia, telah diingatkan bahwa sudah dilarang untuk berenang, karena pihaknya tidak memiliki penjaga pantai.

"Bahkan di ujung pantai sudah ada papan pemberitahuan tidak ada penjaga pantai dan tidak diizinkan berenang," ujarnya.

Menurutnya, sejak tahun 2002 peristiwa seperti ini tidak pernah terjadi, bahkan pada momen-momen tertentu kapasitas tampung sampai 2.000 orang, pihaknya bisa memperingatkan pengunjung agar tidak berenang.

"Kedepan akan kami tambah lagi papan peringatan. Selain yang sudah ada akan kami buatkan bendera merah di bibir pantai tanda batas kunjung," tuturnya. 

Editor: Dodo