Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kembali Terjadi di Lingga, Warga Desa Segel Sekolah karena Guru Jarang Masuk
Oleh : Nurjali
Selasa | 14-04-2015 | 18:01 WIB
anak_pulau_di_lingga.jpg Honda-Batam
Anak-anak sekolah yang tinggal di pulau-pulau kecil di Lingga. (Foto: ist)

BATAMTODAY.COM, Dabosingkep - Guru yang jarang melaksanakan tugas dengan baik tampaknya menjadi citra buruk bagi dunia pendidikan Kabupaten Lingga. Setelah sebelumnya warga sebuah desa menyegel sekolah karena gurunya jarang bertugas, kini warga di Desa Posek, Kecamatan Singkep Barat juga melakukan tindakan serupa terhadap sebuah sekolah dasar di situ. Penyebabnya sama: guru-gurunya jarang masuk sekolah.

Kejadian guru yang mengajar di pulau-pulau jarang masuk mengajar ini bukan pertama kali terjadi di Kabupaten Lingga. Sebelumnya pada 2014 lalu, warga Desa Batubelubang, Kecamatan Senayang, menyegel rumah guru karena kesal atas tindakan guru di sekolah tersebut yang jarang masuk mengajar hingga berbulan-bulan.

"Kejadian penyegelan sekolah ini bukan pertama kali terjadi. Ini merupakan untuk kedua kalinya. Pada tahun 2014 di SDN 010 Senayang, rumah guru juga disegel warga karena gurunya jarang masuk," kata Rudi Purwonugroho, mantan anggota DPRD Kabupaten Lingga kepada BATAMTODAY.COM, Selasa (14/4/2015).

Pada Senin (13/4/15) kemarin, warga Desa Posek menyegel SD Negeri 018 Singkep Barat. Tindakan itu dipicu atas kekesalan warga karena guru yang mengajar di sekolah tersebut sudah berbulan-bulan tidak pernah masuk dan mengajar. Akibatnya, para siswa di sekolah tersebut minim mendapat pendidikan yang layak.

"Ini seharusnya menjadi perhatian bagi pemerintah kita dan masyarakat, apa penyebabnya hingga guru-guru di pulau-pulau yang jauh dari perkotaan ini tidak maksimal dalam menjalankan tugas," kata Rudi.

Pendidikan di pulau-pulau di Kabupaten Lingga harus menjadi perhatian khusus karena di daerah-daerah terpencil ini sangat terbatas dengan fasilitas transportasi dan komunikasi sehingga mereka tak mudah mendapatkan Informasi. Seharusnya, kata dia, pemerintah memberi perhatian lebih.

Sekolah-sekolah di pulau, imbuh Rudi, juga harus didukung dengan tenaga pengajar yang handal serta SDM yang baik. "Guru-guru di daerah terpencil ini juga harus diperhatikan sacara khusus. Tidak saja diberikan tunjangan yang lebih, tapi kualitas dan SDM-nya juga harus diperhatikan. Karena pendidikan di daerah terpencil ini harus jadi prioritas agar anak-anak di wilayah itu dapat berkembang sama seperti daerah di perkotaan," jelasnya. (*)

Editor: Roelan