Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Ada Tiga Korban Lainnya

Gadis 14 Tahun Diduga Disekap setelah Dibius
Oleh : Romi Chandra
Kamis | 09-04-2015 | 09:32 WIB
ilustrasi_penyekapan.jpg Honda-Batam
Foto ilustrasi/net

BATAMTODAY.COM, Batam - Seorang gadis berusia 14 tahun berinisial SF diduga menjadi korban penculikan dan penyekapan sekelompok orang tak dikenal (OTK) pada Selasa (7/4/2015). Didampingo ketua RT beserta kedua orang tuanya, SF yang tinggal di Bengkong Indah Bawah ini pada Rabu (8/4/2015) malam mendatangi Mapolsek Bengkong membuat laporan kejahatan yang ia alami.

Sebelum disekap ia dihadang sebuah mobil dan langsung dipegang dua orang lelaki bertubuh besar. Mulutnya langsumg ditutup menggunakan tisu yang diduga diberi obat bius sehingga tak sadarkan diri. Barulah pada Rabu sore ia sadar dan sudah berada di dalam sebuah gubuk di hutan kawasan Seipanas bersama tiga gadis lainnya yang ikut diikat.

SF sendiri berhasil kabur dan pulang berkat bantuan ketiga gadis yang juga disekap di dalam gubuk tersebut. Kemudian ia mencoba kabur dan mengikuti jalan setapak, sehingga tiba di jalanan besar, dekat Simpang Kuda Seipanas. Barulah ia menyewa ojek dan minta diantarkan ke rumah sekitar pukul 18.00 WIB.

Menurut keterangan Ms, ayah korban, kejadian itu berawal saat anaknya baru pulang pergi bermain dengan teman-temannya sekitar pukul 21.45 WIB, Selasa itu. Kemudian, SF mendatangi ibunya, Ra, untuk meminjam ponsel dan meminta izin membeli es krim ke minimarket tak jauh dari rumahnya.

Tanpa pikir panjang, Ra mengizinkan anaknya karena hanya sebentar. Namun SF tak kunjung pulang dan kekhawatiran mulai menyeliputi Ra.

"Saat kejadian saya lagi kerja masuk jam enam sore dan puang jam dua belas malam. Baru sampai di rumah, istri saya langsung bilang kalau SF tak pulang-pulang. Padahal izinnya cuma mau ke minimarket beli es krim," kata Ms di Mapolsek Bengkong, Rabu malam.

Pengakuan SF kepada orang tuanya, saat berjalan menuju minimarket tersebut, tiba-tiba sebuah mobil Toyota Avanza hitam berhenti menghadangnya. Kondisi jalan yang gelap memudahkan para pelaku memegang dan langsung menutup mulut korban menggunakan tisu yang sudah diberi obat bius serta ditarik paksa masuk ke dalam mobil.

"Saat masuk mobil ia masih bisa melihat. Ada tiga orang di dalam mobil itu. Dua orang memeganginya dan satu sopir mobil. Tidak lama kemudian anak saya sudah tak sadarkan diri," tambanya.

Karena anaknya tak kunjung pulang, malam itu juga selepas pulang bekerja sebagai sekuriti di salah satu tempat hiburan, Ms langsung berusaha mencari anaknya. Ia mendatangi rumah-rumah teman dekat anaknya. Namun satu pun tidak ada yang memgetahui kemana anaknya pergi.

"Saat itu saya sangat marah kepada anak saya. Bahkan saya berniat jika bertemu akan memukulnya, karena berani membohongi orangtua. Tapi setelah saya cari ke mana-mana, tetap tidak bertemu. Akhirnya saya pasrah. Tapi saya tetap tidak tenang, ditambah istri saya selalu mengeluh. Ponsel ibunya yang dipinjam itu juga langsung tidak aktif," tuturnya.

Dilanjutkan Ms, salah satu gadis yang ikut diekap besama anaknya, menyimpan alat pemotong kuku yang dijadikan mainan kunci. Ikatan SF bisa lepas berkat bantuan temannya yang memotog tali pengikat tersebut dengan pemotong kuku tersebut.

Namun karena takut, tiga gadis tersebut tidak berani melarikan diri, sehingga SF nekat kabur sendirian karena beranggapan hari masih terang dan bisa meminta pertolongan.

"Sampai di rumah, kondisinya sangat lemas. Awalnya saya marah, tapi mendengar ceritanya, saya hanya bisa meredam emosi. Memdapat cerita itu, istri saya bercerita ke tetangga dan sampai ke telinga RT. Yang membawa anak saya ke kantor polisi ini Pak RT," jelasnya lagi.

Ditanya apakah SF juga diperkosa, Ms mengaku belum tahu karena anaknya dalam kondisi dibius. "Anak saya tidak tahu apakah ia diperkosa atau tidak, karena belum sadarkan diri dan dalam pengaruh obat bius. Ya sekarang saya cuma berharap pelakunya cepat ditangkap," harapnya.

Pantauan di Mapolsek Bengkong, pihak kepolisian langsung melakukan pengembangan dan mengajak korban menunjukkan lokasi di mana ia disekap. Sementara itu, pewarta sendiri belum mendapatkan keterangan lebih lanjut dari kepolisian. Tim dari Satuan Reskrim Polresta Barelang juga turun membantu proses penyelidikan. (*)

Editor: Roelan