Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Perlihatkan Kejujuran Saat UN, Setiap Sekolah Akan Memiliki Indeks Integritas
Oleh : Redaksi
Rabu | 08-04-2015 | 09:16 WIB
anies_rasyid_baswedan_menbudikdasmen.jpg Honda-Batam
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan. (Foto: net)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan, sudah menegaskan bahwa hasil ujian nasional (UN) 2015 tidak digunakan sebagai penentu kelulusan. Namun, UN akan digunakan sebagai alat ukur dalam menghitung indeks integritas sekolah. Melalui indeks integritas tersebut, akan memperlihatkan sejauh mana kejujuran sekolah dalam melaksanakan UN.

Anies mengatakan, berbicara tentang pendidikan bukan hanya bicara komponen akademis, tapi juga komponen integritas. Indeks integritas ini diharapkan dapat mengirim pesan kepada semua pelaku pendidikan bahwa jika ingin nilai hasil UN siswa berwibawa, maka sekolah harus jujur.

"Indeks integritas sekolah dalam melaksanakan UN akan diberikan kepada sekolah dan pemda, serta khusus untuk SMA sederajat disampaikan ke PTN (perguruan tinggi negeri)," kata Anies pada rapat kerja dengan Komisi X DPR RI, belum lama ini.
 
Anies menjelaskan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memiliki data pelaksanaan UN yang lengkap setiap tahun. Data inilah yang dipakai dalam mengukur indeks integritas.

Diakuinya bahwa indeks integritas yang didapatkan dari hasil UN ini tidak bisa mengukur semua aspek integritas. Namun dari indeks integritas ujian ini setidaknya bisa mencerminkan pola kejujuran sekolah ketika melaksanakan ujian.
 
Anies mencontohkan, sekolah yang mendapat indeks integritas 85 maka dapat disimpulkan bahwa di sekolah tersebut memiliki indikasi sebesar 15 persen telah terjadi kecurangan. Semakin besar indeks integritas, maka kejujuran di sekolah tersebut semakin tinggi.

"Bagi sekolah yang memiliki indeks integritas tinggi, akan dipanggil khusus ke Jakarta sebagai bentuk penghargaan," kata Anies.
 
Menurutnya, dengan adanya indeks integritas ini, tidak hanya UN tapi sekolah juga didorong untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan lain dengan kejujuran. Indeks integritas juga akan menjadi nilai tersendiri bagi setiap sekolah karena masyarakat tidak lagi menjadikan angka UN sebagai patokan dalam memilih sekolah, melainkan indeks integritasnya.
 
"Otomatis, karena nilai UN tinggi jadi tak bermakna jika sekolahnya tidak memiliki indeks integritas tinggi. Sebaliknya, indeks integritas tinggi justru akan menaikkan nilai atau bobot angka UN-nya," kata Anies seperti dilansir laman kementerian. (*)

Editor: Roelan