Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Menulis Novel Harus dengan Hati
Oleh : Ahmad Rohmadi
Kamis | 02-04-2015 | 09:51 WIB
novel_saiban.jpg Honda-Batam
Abidah El Khalieqy saat memaparkan teknik menulis novel dipandu Saibansah Dardani.

BATAMTODAY.COM, Batam - Menulis novel harus dengan hati. Karena karya yang ditulis dengan hati, aka diterima dengan hati pula. Lalu, memilih diksi paling pas, tidak boros kata dan harus ada ruhnya.

Karena sesungguhnya, menulis novel adalah menulis fakta yang dinarasikan. Penulis novel adalah seorang sejarawan, seorang sosiolog, seorang antropolog dan seorang pembaca yang baik.

Demikian papar novelis Abidah El Khalieqy dalam Workshop Jalan Pintas Menjadi Novelis yang digelar oleh Perpustakaan Jurnalistik Raja Ali Kelana PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) Kepri bersama dengan Badan Pengusahaan (BP) Batam di Gedung Marketing BP Batam, Rabu, (1/4/2015).

Sebagai penulis novel yang telah melahirkan karya-karya bergenre novel perempuan, Abidah banyak memaparkan berbagai teknik dasar menulis novel. "Tentukan dulu tema, lalu lakukan wawancara dan riset, kemudian pilih alur cerita yang diinginkan dan diikuti dengan langkah terakhir, menentukan ending cerita," paparnya di hadapan para wartawan, pelajar dan mahasiswa Batam.

Ditambahkan penulis novel "Mimpi Anak Pulau" dan "Perempuan Berkalung Sorban" itu, selama ini banyak penulis novel pemula yang terjebak dalam berbagai persoalan yang sama. Diantaranya adalah ide menjadi kering pada di tengah-tengah cerita. Atau, tidak bisa menulis dengan alasan tidak mood

"Sesungguhnya, mood itu tidak ditunggu, tapi harus direbut dan diciptakan. Caranya dengan mendisiplinkan diri dalam menulis, cukup menulis satu jam setiap hari, tapi harus rutin dan terus menerus," ungkap Abidah memaparkan kunci suksesnya menjadi novelis.

Sekretaris PWI Kepri, Saibansah Dardani mengungkapkan, kegiatan ini adalah program Perpustakaan Jurnalistik Raja Ali Kelana PWI Kepri untuk memberikan pelatihan-pelatihan singkat kepada wartawan, pelajar dan mahasiswa. 

Diharapkan, dengan belajar langsung dari ahlinya, mereka akan mendapatkan wawasan yang bisa menggairahkan mereka untuk menulis. "Banyak hal yang diajarkan oleh Abidah, misalnya, bahwa ternyata alur cerita linier itu sudah out of date, kuno. Padahal, selama ini banyak penulis novel pemula terjebak dengan alur ini," ujar Saibansah seusai kegiatan tersebut.

Melalui kegiatan semacam ini, tambah Saibansah, akan memotivasi para penulis muda di Batam untuk terus berkarya dan melahirkan novel-novel berkualitas. Karena itulah salah satu peran yang ingin dimainkan oleh Perpustakaan Jurnalistik Raja Ali Kelana PWI Kepri. "Jadi, bukan hanya sekadar menyediakan buku-buku jurnalistik untuk dibaca saja, tapi juga menggelar kegiatan workshop seperti ini," paparnya. *

Editor: Dodo