Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Infkesi Radang Paru, Kondisi Lee Kuan Yew Memburuk
Oleh : Redaksi
Selasa | 17-03-2015 | 16:49 WIB
leekuanyew.jpg Honda-Batam
Lee Kuan Yew. (Foto: net)

BATAMTODAY.COM, Singapura - Pemerintah Singapura menyatakan kondisi Lee Kuan Yew, mantan perdana menteri negara tersebut, semakin memburuk akibat infeksi. Dokter masih mengawasi kondisi Lee dengan ketat.

"Ia kini mendapat (pengobatan) antibiotik," demikian pernyataan dari Kantor Perdana Menteri Singapura, Selasa 917/3/2015).

Lee, 91 tahun, masuk unit perawatan intensif di Singapore General Hospital pada 5 Februari lalu atas keluhan radang paru yang berat. Kantor PM Singapura terus-menerus memberikan kabar terbaru soal kondisi kesehatannya. Lee Hsien Loong, PM Singapura saat ini, adalah putra Lee Kuan Yew.

Tanggal 28 Februari, kantor tersebut mengabarkan kondisi Lee Kuan Yew sedikit membaik. Namun sejak saat itu, kondisinya secara umum tidak berubah. Pengumuman hari Selasa merupakan pernyataan ketiga sejak 6 Maret.

Sang mantan PM memang beberapa kali jatuh sakit dalam tahun-tahun belakangan. Tahun lalu, pada sekitar Tahun Baru Imlek, ia menjalani perawatan di rumah sakit akibat infeksi, demam, dan batuk.

Lee adalah PM Singapura yang pertama dan yang paling lama menjabat, yakni dari 1959 hingga 1990. Ia banyak dipuji sebagai sosok yang mengubah sebuah pelabuhan dagang kecil menjadi negara kaya yang menjadi pusat keuangan, terlebih setelah Singapura berubah menjadi republik pada 1965.

Negarawan senior Asia tersebut dikenal sebagai seorang intelek oleh sesama pemimpin negara. Namun, beberapa pihak memandang Lee sebagai sosok yang memberangus media setempat serta membatasi kemerdekaan sipil, antara lain dengan menerapkan peraturan ketat soal pernyataan pendapat di depan umum dan pengumpulan massa.

Lee menyerahkan posisi PM kepada Goh Chok Tong pada 1990, lalu ia memegang jabatan penasihat setingkat kabinet. Ia akhirnya meninggalkan kabinet pada Mei 2011, ketika partainya memenangkan pemilu dengan selisih yang tertipis sepanjang sejarah Singapura.

Meski demikian, partainya masih memegang kendali penuh atas Parlemen. Lee pun kembali terpilih sebagai anggota parlemen.

Sejak 2009, Lee berjuang melawan penyakit saraf yang membuatnya sulit berjalan, demikian bunyi artikel di Sunday Times Singapura tahun 2011 yang ditulis putrinya, Lee Wei Ling, seorang peneliti ilmu saraf. (*)

Sumber: WSJ