Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kasus Putus Sekolah Enam Siswi SMAN 5 Bintan Akibat Hamil Dinilai Coreng Dunia Pendidikan
Oleh : Harjo
Rabu | 04-03-2015 | 08:02 WIB
ilustrasi_siswi_hamil.jpg Honda-Batam
Foto ilustrasi/net

BATAMTODAY.COM, Tanjunguban - Kasus putus sekolah enam siswi SMA Negeri 5 Bintan akibat hamil, dinilai mencoreng dunia pendidikan di Bintan. Masalah ini dinilai memprihatinkan karena menyangkut krisis moral di kalangan pelajar. (Baca: Enam Siswi SMAN 5 Bintan Terpaksa Putus Sekolah Karena Hamil)

"Kita sangat memprihatinkan melihat dunia pendidikan di Bintan saat ini. Adanya kejadian tersebut menunjukkan rendahnya moral generasi muda saat ini. Ini membutuhkan perhatian seluruh pihak secara bersama-sama," ujar Muhamad Syahrir Daeng, tokoh masyarakat Bintan Utara, kepada BATAMTODAY.COM, Selasa (3/3/2015).

Menurutnya, permasalahan sosial yang berujung dengan berumah tangga itu bukan menjadi penyelesaian permasalahan dan perlu dicarikan jalan keluarnya sehingga generasi muda ke depan tidak terlalu gampang terpengaruh dalam pergaulan yang negatif.

"Tokoh agama, tokoh masyarakat, dan instansi terkait harus duduk bersama dan membahas fenomena yang terjadi di dunia pendidikan Bintan. Setidaknya pemerintah lebih mengarahkan generasi muda kepada kegiatan-kegiatan yang positif sehingga para pelajar lebih terkontrol," harapnya.

Anggota DPRD Bintan, Andreas Salim alias Ayong, berpendapat sama. Menurutnya, pihak sekolah yang telah berani membuka fakta itu harus diapresiasi. Walaupun sebagian kalangan menganggap itu merupakan aib, tetapi lebih baik daripada permasalahan tersebut selalu disembunyikan.

"Kita harus berikan apresiasi kepada pihak sekolah yang telah berani secara terang-terangan membuka kasus yang terjadi di dunia pendidikan. Namun, semua pihak harus menanggapinya secara positif, minimal menjadi catatan buruk yang harus diperbaiki serta mencari solusi agar dunia pendidikan Bintan bisa lebih baik lagi," harapnya.

Ayong secara pribadi menyebutkan apa yang terjadi di SMAN 5 Bintan hanya sebuah gambaran yang terjadi di dunia pendidikan di Bintan. Karena kalau benar-benar dikroscek di tiap sekolah, bisa jadi dalam setiap tahunnya hal seperti itu terjadi di sekolah-sekolah lain di Bintan.

"Kasus di SMAN 5 Bintan hanya salah satu contoh. Bukan tidak mungkin di sekolah lain hal seperti juga terjadi. Namun pihak sekolah dan orang tua selama ini lebih banyak memilih mendiamkan. Dan yang lebih penting adalah semua pihak memposisikan diri masing-masing sesuai dengan porsinya bagaimana agar ke depan duni pendidikan di Bintan  bisa lebih maju. Berkembangnya daerah ini ada di tangan generasi muda," imbuhnya. (*)

Editor: Roelan