Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pergantian Program Raskin Jadi e-Money Berisiko Tingkatkan Inflasi
Oleh : Ahmad Romadi
Jum'at | 27-02-2015 | 15:35 WIB
syuzuri_dan_gusti_bi_kepri.jpg Honda-Batam
Syuzairi dan Gusti Raizal Eka Putra. (Foto: Ahmad Romadi/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Batam - Rencana pemerintah untuk  mengganti program penyaluran beras miskin (raskin) menjadi pemberian uang elektronik (e-money) dinilai bisa mendorong inflasi pada kenaikan harga beras. Pemerintah diminta menyiapkan sistem pembelian beras dengan e-money tersebut jika memang berniat mengubah memang berniat mengubah program bantuan itu serta pembelian beras harus bisa dipastikan tetap di Bulog.

"Masyarakat biasa mendapatkan raskin dari pemerintah atau Bulog. Jika nanti diganti dengan e-money, dikhawatirkan masyarakat sesukanya membeli beras di manapun. Sehingga pemerintah tidak bisa lagi mengendalikan harga kebutuhan pokok itu," kata Gusti Raizal Eka Putra, Kepala Perwakilan Bank Indinesia Wilayah Kepri, usai rapat koordinasi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Batam, Kamis (26/2/2015).

Selain itu, pergantian program raskin ke e-money harus sangat hati-hati. Selain belum tentu dibelikan beras, penerima juga belum tentu membeli beras di Bulog. "Tetapi di pasar harganya sudah jelas lebih tinggi," kata Gusti.
 
Sementara Asisten Ekonomi dan Pembangunan Pemko Batam, Syuzairi, juga mengaku khawatir dengan rencana pemerintah tersebut. Ia berharap Kota Batam masih dibantu dengan program raskin mengingat kota ini sangat tergantung dengan pasokan dari daerah lain.

Menurutnya, ada kekhawatiran bantuan uang dalam bentuk e-money tidak dipakai masyakarat untuk membeli beras. "Kami berharap Batam masih dibantu dengan raskin bukan dalam bentuk e-money," jelasnya. (*)

Editor: Roelan