Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Warga Palembang Jadi Korban Penculikan dan Penyiksaan, IKBSS Minta Polisi Usut Tuntas
Oleh : Romi Chandra
Sabtu | 14-02-2015 | 21:01 WIB
korban penclikan otk dan warga ikbss.jpg Honda-Batam
Delapan orang yang menjadi korban penculikan dan penganiayaan serta warga Palembang yang membawa spanduk dengan berbagai tulisan di Mapolresta Barelang, Sabtu (14/2/2015). (Foto: Romi Chandra/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Batam - Korban penculikan dan penganiayaan sekelompok orang tak dikenal (OTK) ternyata tidak hanya dialami Taufik. Hingga Sabtu (14/2/2015) petang, sebanyak 10 orang warga Pluto, Tanjunguncang, yang menjadi korban, sementara dua orang lagi belum diketahui nasibnya. Kebetulan, semua yang menjadi korban adalah warga asal Palembang, Sumatera Selatan.

Ikatan Keluarga Besar Sumatra Selatan (IKBSS) di Batam pun menyesalkan aksi kekerasan tersebut. Ratusan anggota IKBSS pun berbondong-bondong mendatangi Mapolresta Barelang dengan membawa delapan orang warganya yang menjadi korban agar polisi bisa menjalankan tugasnya dengan baik.

Dari pengakuan para korban, mereka diculik dan dianiaya sekelompok orang yang mengaku oknum TNI. Satu per satu para korban diinterogasi mengenai insiden yang terjadi di lokalisasi Telukpandan, Tanjunguncang, Jumat dini hari kemarin.

"Kami dijemput satu per satu di rumah masing-masing. Mereka mengaku oknum TNI, tapi berpakaian sipil semua. Jumlahnya banyak, ada yang pakai motor dan ada yang pakai mobil," kata Joko (20), salah satu korban yang ikut datang ke Mapolresta Barelang, Sabtu petang, sekitar pukul 18.00 WIB.

Joko menambahkan, para penculik itu mencari informasi mengenai pelaku penikaman di lokalisasi Telukpandan yang hingga menewaskan anggota Batalyon Marinir-10/Satria Bumi Yudha (SBY). "Katanya orang Palembang. Kami sama sekali tidak tahu tapi tetap diangkut dan disiksa," aku Joko.

Joko menuturkan, mereka dibawa secara terpisah. Kemudian di perjalanan mereka dianiaya dan 'dibuang' di berbagai tempat. Joko sendiri mengaku 'dibuang' di Sembulang.

"Ada yang membawa kami pakai motor dan ada yang pakai mobil. Kami dianiaya dan setelah itu dibuang di berbagai tempat. Saya dibuang di Sembulang," akunya.

Sementara Suhari, korban lainnya, mengaku dibuang di Bengkong, Tabaroni dibuang di Galang serta lima orang lainnya mengaku dibuang di berbagai tempat lainnya dengan kondisi hanya mengenakan pakaian dalam.

Dari pengakuan para korban, masih ada dua orang lagi yang belum tahu keberadaannya. Sedangkan satu orang lainnya, Taufik, saat ini dirawat di salah satu rumah sakit di Batam karena luka-luka yang dialami.

Pantauan di Mapolresta Barelang, delapan korban ini mengalami luka bekas cambukan pada punggungnya. Selain itu, wajah dan bibir mereka juga mengalami luka memar dan luka lebam seperti bekas dipukuli.

Selain itu, kedatangan mereka meminta polisi agar menjalankan tugas dengan baik. Jika memang ada orang mereka yang bersalah, silahkan hukum sesuai aturan yang berlaku, tapi bukan dengan cara menculik seperti ini.

"Kemarin itu Komandan Marinir kan sudah menyerahkan penanganan kasus ini ke polisi. Tapi kenapa masih main hakim sendiri dan menculik orang yang tidak bersalah? Jika memang mereka bersalah, silahkan hukum sesuai aturan dan serahkan semuanya kepada polisi," tegas Nika Astaga, Ketua IKBSS Batam di Mapolresta Barelang.

Mereka juga meminta agar polisi menjemput dua orang warganya yang hingga kini masih belum diketahui keberadaannya.

Kedatangan ratusan warga Palembang bersama delapan korban ini disambut Kasat Intel serta Kasat Reskrim Polresta Barelang. Sebagian dari mereka juga membawa spanduk dengan berbagai tulisan. (*)

Editor: Roelan