Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Aksi Jahit Mulut Mahasiswa UPB Berakhir, Kampus Tetap Cuek
Oleh : Gabriel P Sara
Senin | 09-02-2015 | 17:32 WIB
jahit_mulut_BEM_UPB.jpg Honda-Batam
Donal dalam kondisi lemas bersama rekan-rekan melakukan aksi terakhir di depan kampus UPB. (Foto: Gabriel P Sara/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Batam - Aksi Jahit mulut yang dilakukan oleh Donal Mangatas Togatorop, salah satu pengurus Badan eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Putera Batam (UPB) berakhir hari ini. Namun pihak kampus tetap mengacuhkan aksi yang sudah dilakukan selama empat hari tersebut.

Manusun, pengurus BEM lainnya, dalam orasinya mengatakan, aksi jahit mulut yang dilakukan oleh rekannya itu merupakan aksi terakhir. Namum aksi yang tergolong ekstrim itu juga tidak membuat pihak universitas luluh dan membuahkan hasil.

"Kasihan kami ini, selalu di intimidasi. Mau cara seperti apalagi kami mau buat supaya pihak kampus ini buka mata untuk sama-sama membenahi kampus ini," papar Manusun dalam orasinya, Senin (9/2/2015).

Menurutnya, aksi nekat yang dilakukan Donal dengan menjahit mulutnya sendiri merupakan aksi agar pihak kampus tidak membubarkan pengurus BEM dan skorsing yang diberikan kepada beberapa pengurus BEM dicabut.

"Sudah empat hari Donal ini tidak makan dan tidak minum. Semua yang dilakukannya merupakan keseriusan kami untuk membuat kampus ini menjadi lebih baik dan tidak semena-mena memberikan sanksi kepada mahasiswa," katanya.

Dia menilai pihak kampus yang melakukan skorsing kepada tiga pengurus BEM karena merasa takut pelanggaran-plangaran yang dilakukan oleh pihak kampus terbongkar. Tak hanya itu, 10 orang di antaranya juga mendapatkan pemblokiran dari kampus karena tergabung dalam BEM UPB.

"BEM sudah dihapus secara sepihak. Anggotanya dilakukan layaknya pelaku kriminal. Layaknya binatang. Donald sudah dipukuli sampai mendapat tujuh jahitan. Sekarang, 13 mahasiswa dilarang ikut ujian yang seharusnya itu hak kami. Kami juga mahasiswa. Kami bayar setiap semester," katanya dengan nada kesal.

Meski tak berhasil, Manusun meyakinkan permasalahan ini masih terus berlanjut tanpa melakukan aksi lagi. Karena BEM bersama anggotanya memiliki bukti-bukti yang kuat terkait pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh pihak kampus.

"Ini hari terakhir aksinya. Selesai dari kampus ini, kami langsung ke Rumah Sakit Graha Hermine, Batuaji, untuk membuka jahitan yang ada di mulut Donal. Karena kondisinya sudah lemas. Percuma saja, ribuan cara pun nggak akan didengar oleh pihak kampus," ujarnya.

Sementara itu situasi sempat memanas saat mobil BEM yang hendak melewati depan kampus untuk membawa Donal ke rumah sakit dihalangi oleh mobil kampus. Untung saja anggota Polsek Batuaji yang berada di lokasi langsung meredakan situasi tersebut dan memberi arahan kepada pihak kampus untuk memindahkan mobil yang menghalangi jalan tersebut. (*)

Editor: Roelan