Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pedagang di Lintas Barat Minta Pemkab Bintan Beri Keleluasaan
Oleh : Harjo
Senin | 09-02-2015 | 15:34 WIB
pedagang_lintas_barat.jpg Honda-Batam
Pedagang di jalan lintas barat Bintan yang selalu didatangi oleh petugas agar segera dibongkar. (Foto: Harjo/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Tanjunguban - Sejumlah pedagang makanan dan minuman jalan lintas barat, Kabupaten Bintan, mengeluh. Pemerintah Kabupaten Bintan dinilai setengah hati dalam memberikan izin untuk berdagang di situ.

"Tenda memang diberikan oleh Pemkab Bintan, tapi kita dilarang membuat tempat untuk menyimpan peralatan. Jadi setiap malam pedagang wajib membawa barang dagangan pulang. Itu sangat memberatkan kami. Kesannya pemerintah hanya setengah hati mendukung pedagang kecil untuk maju," ata Edi Siswoyo, salah seorang pedagang kepada BATAMTODAY.COM, Senin (9/2/2015).

Siswoyo menjelaskan, pedagang termasuk dirinya sudah mencoba mematuhi aturan Pemkab Bintan. Saat malam seluruh barang ditinggalkan di lokasi jualan.

Namun hasilnya justru hampir seluruh dagangannya digondol oleh maling. Sejak itu, masing-masing pedagang berinisiatif membuat tempat tinggal sementara untuk menjaga barang dagangan saat malam hari.

"Kita sangat menyayangkan hampir setiap waktu kita didatangi petugas untuk menyuruh membongkat tempat jualan, kecuali tenda yang sudah disiapkan. Bahkan terakhir kali kita diminta menandatangani surat yang kesannya para pedagang dianggap sebagai pembangkang," ujar Siswo.

Rianti, pedagang lainnya, menyampaikan hal yang sama. Menurutnya, jika memang pemerintah mendukung agar pedagang kecil bisa lebih maju, hendaknya bisa memberikan keleluasan pedagang untuk berusaha.

"Kalau memang menginginkan pedagang kecil maju, setidaknya pedagang diberikan kesempatan untuk berkembang. Kecuali kalau memang tidak diperkenankan, lebih baik sama sekali ditiadakan daripada pedagang terus tertekan. Ini kesannya hanya setengah hati. Tenda diberikan cuma-cuma, tetapi pedangan dilarang membuat tempat tinggal untuk menjaga barang dagangannya," keluh Rianti.

Menurutnya, jika setiap saat seluruh peralatan harus dibawa pulang, waktu akan habis hanya untuk mengangkut peralatan. Makanya hingga saat ini dirinya pasrah. Apalagi dari tempat awal juga sudah pindah sesuai dengan permintaan petugas yang datang.

"Semoga pemerintah bisa benar-benar mendukung dan tidak hanya sekedar setengah hati. Pedagang tidak lagi dihantui rasa ketakutan dan khawatir karena sewaktu-waktu diperintahkan membongkar tempat berdagang," tambah Rianti yang diamini oleh sejumlah pedagang lainnya. (*)

Editor: Roelan