Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Penjualan Cakram Bajakan di Batam, termasuk Video Porno Bebas Razia
Oleh : Hadli
Sabtu | 07-02-2015 | 19:41 WIB
cakram bajakan.jpg Honda-Batam
Ilustrasi

BATAMTODAY.COM, Batam - Peredaran cakram DVD/VCD/CD bajakan, salah satunya DVD porno juga dijual bebas di pusat perbelanjaan di Batam, tanpa disentuh oleh aparat penegak hukum dan terkesan dilindungi.

Padahal cakram DVD/VCD/CD  bajakan tersebut, tanpa membayar pajak seperti halnya lokasi prostitusi 
berkedok massage,  permainan bola ketangkasan (judi gelper), penambangan pasir ilegal  dan minuman beralkohol yang masih marak di Batam.

Berdasarkan pantauan  BATAMTODAY.COM terdapat dua toko yang menjual DVD/VCD/CD bajakan atau ilegal itu, yakni di Komplek Nagoya Centre Phase II atau tepatnya di sebelah rumah makan Dju-dju Nagoya dan Pusat Perbelanjaan Centre Point Nagoya.

Toko tersebut diduga milik pengelola gelper YH (Yaphau) dan menjadi  gudang bagi pedagang cakram bajakan di Batam. Di dalam toko  berlantai dua di dua lokasi itu, berbagai macam cakram bajakan bisa ditemukan mulai dari musik, film hingga video porno. 

Harga jual per keping cakram DVD yang dijual di pusat perbelanjaan, pertokoan dan kaki lima dijual dengan harga sama. Yakni untuk DVD, baik musik maupun film dipatok dengan harga jual Rp 10 ribu per keping, sedangkan VCD dijual Rp 5 per dan CD dijual Rp 8 per keping.

"Ala jangan munafik la bang, pasti suka dengan film-film dewasa ini," kata salah seorang pedagang kepingan cakram ilegal kawasan Batam Center sambil menunjukkan beragam kepingan adegan sur yang dipasang dibelakang meja kasir.

Menurut penuturannya, selama setahun menjual cakram bajakan tersebut, tersebut tidak pernah dipermasalahkan oleh aparat penegak hukum. Sehingga cakram bajakan banyak digemari,  selain harganya murah di banding cakram asli, hasil yang tertampilkan juga lumayan bagus dan bersih.

Dalam penjualan cakram bajakan ini, para  pedagang bisa meraup keuntungan besar, karena  kurangnya pengawasan dari pemerintah daerah. Bahkan aparat penegak hukum juga terkesan tutup mata dalam melakukan pengawasan. Sehingga terjadi pembiaran yang mengakibatkan semakin menjamurnya lokasi penjualan kepingan cakram bajakan.

Editor : Surya