Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Amat Tantoso Ingin Kampung Tua di Batam Jadi Objek Wisata Budaya
Oleh : Romi Chandra
Jum'at | 06-02-2015 | 13:10 WIB
amat_tantoso.jpg Honda-Batam
Amat Tantoso, pengusaha yang juga kandidat Ketua Kadin Batam.

BATAMTODAY.COM, Batam - Perkembangan investasi di industri pariwisata Kota Batam ternyata tidak hanya berkecimpung dalam pembangunan objek wisata ala modern. Perencanaan untuk mengembangkan wisata budaya atau memberdayakan kampung-kampung tua yang ada di Batam sebagai objek wisata budaya akan digalakkan.

Seperti yang diwacanakan Amat Tantoso, salah satu pengusaha Batam yang juga putra asli Melayu. Ia merencanakan mengembangkan pemberdayaan kampung tua sebagai objek wisata budaya yang banyak digemari turis asing yang ingin mempelajari budaya Melayu.

"Saya sudah merencanakan untuk wisata yang memberdayakan kampung tua, misalnya di daerah Batubesar atau di Tanjunguma. Di sana nantinya para turis bisa langsung berbaur dengan masyarakat sehingga langsung mengetahui bagaimana budaya Melayu itu sendiri," kata pria yang juga kandidat calon Ketua Kadin Batam ini, beberapa waktu lalu.

Dijelaskan Amat, dalam pemberdayaan kampung tua itu nantinya, akan disediakan penginapan seperti motel dengan suasana budaya Melayu, serta tanpa merusak lingkungan.

"Kenapa kita merencanakan hal itu, karena kebanyakan para turis yang datang ke Batam bukan untuk menikmati suasana modern, tapi mereka ingin bisa menikmati suasana tradisional dan langsung berbaur dengan masyarakat. Jika untuk menikmati suasana modern, jelas di daerah mereka mungkin jauh lebih canggih dari daerah kita," terangnya.

Selain itu, wacana ini juga ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tentunya, jika ini nanti dijalankan, perekonomian masyarakat juga meningkat. Bahkan, kesadaran untuk menjaga kebersihan di lingkungan itu sendiri timbul, karena tidak ingin daerahnya yang kumuh dilihat oleh pengunjung.

"Sebagai contoh kawasan Kampunh Tua Tanjunguma, bisa dikategorikan lingkungan masyarakat yang memiliki rumah di atas laut dan diwarnai dengan sampah mengapung dibawah rumahnya. Jika pemberdayaan ini dilakukan, tentunya investor nantinya akan berupaya bagaimana mengatasi permasalah sampah di lingkungan itu, sehingga masyarakat juga bisa hidup bersih," jelasnya.

Saat ini, ia sudah berkonsultasi dengan beberapa konsultan untuk mencari kawasan yang masih alami, sehingga bisa dibangun objek wisata tradisional yang langsung memperlihatkan kehidupan masyarakat melayu tanpa merusak alam atau bangunannya.

"Beberapa lokasi sudah kita survei. Salah satu konsultan dari Jakarta bersama orang di perusahaan saya juga sudah mendatangi lokasi-lokasi yang berkemungkinan bisa diberdayakan. Ya kita berharap ini bisa terealisasi dan mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah serta masyarakat khususnya," harapnya.

Editor: Dodo