Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Mendikbud Targetkan KIP Bisa Jangkau 19,2 Juta Anak Tahun Ini
Oleh : Redaksi
Jum'at | 06-02-2015 | 12:47 WIB
anies_rasyid_baswedan_menbudikdasmen.jpg Honda-Batam
Mendikbud, Anies Baswedan.

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menargetkan program "Indonesia Pintar" bisa menjangkau 19,2 juta anak pada tahun ini. Kemendikbud mengusulkan anggaran sebesar Rp7,1 triliun dalam APBN Perubahan untuk peningkatan cakupan penerima kartu Indonesia Pintar (KPI) tersebut.

Usulan itu disampaikan Mendikbud, Anies Baswedan, dalam rapat kerja terbuka dengan Komisi X DPR RI, Kamis (5/2/2015).

Anies meyebutkan, sebelumnya KIP hanya menjangkau 9,1 juta siswa. Cakupan intervensi dari program Kartu Indonesia Pintar  ini, kata dia, diharapakan bisa menjangkau 25 persen dari masyarakat atau siswa yang berada di dalam sekolah. Jika menjangkau anak di luar sekolah, kata dia, maka jangkauannya jauh lebih luas.

Anies menjelaskan, berdasarkan rencana kerja dan anggaran kementerian dan lembaga (RKAKL) 2015, sasaran penerima KIP berjumlah 9,1 juta siswa dengan anggaran yang dialokasikan sebesar Rp5,32 tirliun. Usulan penambahan kali ini, kata dia, bisa meningkatkan cakupan dari 9,1 juta anak menjadi 19,2 juta anak dengan keperluan penambahan anggaran Rp7,1 triliun.

Alokasi yang diusulkan itu dikonsentrasikan pada penyelesaian masalah putus sekolah dan memastikan anak bisa sekolah terutama dari kelompok yang miskin. "Dengan Program Indonesia Pintar, maka fondasi di 2015 untuk mengurangi anak-anak putus sekolah itu bisa kita lakukan," kata Anies seperti dilansir laman kementerian.

Anies mengatakan, potensi terbesar dari anak putus sekolah adalah terputus ketika melewati satu jenjang pendidikan ke jenjang pendidikan berikutnya. Berdasarkan data, kata dia, potensi putus sekolah paling tinggi adalah mereka yang kuantil keluarganya rendah.

Sementara dari keluarga yang cukup makmur, kata dia, potensi putus sekolahnya tetap ada tetapi tidak sebesar mereka yang kondisinya miskin dan rentan miskin. (*)

Editor: Roelan