Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Kantor PT Prima Batam Dibobol, Polisi Sayangkan Lemahnya Pengamanan Gedung
Oleh : Romi Chandra
Selasa | 03-02-2015 | 13:45 WIB
maling_aston.jpg Honda-Batam
Polisi saat melakukan olah TKP di kantor Prima Batam yang dibobol maling, Senin kemarin.

BATAMTODAY.COM, Batam - Jajaran Polsek Lubukbaja dibantu Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polresta Barelang masih melakukan penyelidikan terkait pembobolan yang terjadi di Kantor Developer dan Kontraktor PT Prima Batam, kawasan Pelita, Senin (2/2/2015) kemarin.

Kapolsek Lubukbaja, Kompol I Dewa Nyoman ASN, mengatakan, pihaknya sudah memanggil beberapa saksi untuk dimintai keterangan. "Sudah empat orang saksi kita periksa, mereka para karyawannya. Laporannya disini (Polsek Lubukbaja), tapi penyelidikan dibantu Satreskrim Polresta Barelang," kata Dewa, Selasa (3/2/2015) siang.

Dijelaskan Dewa, dari hasil pemeriksaan dan olah TKP, diketahui uang perusahaan yang membangun Hotel dan Apartemen Aston itu, disimpan dalam brankas salah satu ruangan kantor di lantai dasar gedung tingkat tiga sebanyak Rp155 juta dan berhasil dibawa kabur maling.

"Uang tersebut disimpan dalam brankas setinggi satu meter di dalam salah satu ruangan kaca di lantai dasar. Jadi uang itu hilang bersama brankasnya langsung. Di dalamnya juga ada dokumen-dokumen penting milik perusahaan," jelas Dewa.

Lebih lanjut kata Dewa, uang dalam brangkas tersebut, selain ditujukan untuk gaji karyawan yang rencananya akan dibayarkan pada Senin paginya, juga ada uang cicilan untuk apartemen dari customer.

"Pembobolan itu kemungkinan terjadi pada Senin dini hari. Sedangkan uang yang ada di dalam brankas itu sebagian untuk bayar gaji pada Senin paginya. Sebagian lagi uang customer yang membayar kredit Apartemen dan Hotel Aston yang sedang dibangun di seberang kantor itu," tambah Dewa.

Ia juga menyayangkan lemahnya pengamanan yang dilakukan perusahaan. Pasalnya, kantor sebesar itu hanya dilengkapi kamera CCTv sebagai pajangan saja, serta tidak ada sekuriti yang berjaga.

"Gedung itu ada CCTv-nya, tapi tidak berfungsi. Sekuriti pun tidak berjaga di gedung, tapi di lokasi proyek pembangunan yang ada di seberangnya. Sekuritinya cuma tiga orang. Mereka berjaga hanya satu orang setiap shift-nya. Otomatis penjagaan tidak maksimal," lanjut Dewa.

Dewa juga belum bisa memastikan apakah pelaku merupakan spesialis pembobol brangkas, atau orang dalam sendiri. "Intinya masih kita selidiki. Belum tahu apakah memang spesialis pembobol brankas atau tidak. Sebab brankas itu berada di dalam ruangan kaca, sehingga pelaku bisa langsung menuju ke ruangan itu," pungkasnya.

Editor: Dodo