Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Bejat, Warga Tanjunguncang Ini Tega Cabuli Anak Kandungnya yang Masih Berusia 1,6 Tahun
Oleh : Romi Chandra
Sabtu | 31-01-2015 | 12:32 WIB
ayah bejat.jpg Honda-Batam
Az (tangan diborgol) saat digelandang ke Mapolresta Barelang. (Foto: Romi Chandra/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Batam - Ak (34), warga yang tinggal di kawasan rusun Batamec, Tanjunguncang, Batam, terpaksa diamankan polisi. Ak diduga tega mencabuli anak kandungnya sendiri, Az, yang masih berusia 1,6 tahun, pada Kamis (29/1/2014).

Ak diamankan setelah istrinya, An (31) bersama kedua orang tuanya, melaporkan ke polisi karena pernah memergoki suaminya itu meinciumi alat vital dan anak mereka layaknya sepasang kekasih. Parahnya, hasil visum menunjukkan jika kemaluan Az yang memiliki tujuh lapisan hingga ke dalam sudah robek dan rusak.

Ak sendiri diamankan saat masih berada di tempat kerjanya, sebuah perusahaan di Tanjunguncang. Na, orang tua An atau mertua Ak, saat ditemui di Mapolresta Barelang, mengatakan, ia bersama anaknya telah melaporkan menantunya karena dugaan pencabulan yang dilakukan Ak terhadap anak kandungnya sendiri.

Na menuturkan, kejadian ini telah dilaporkan beberapa hari lalu setelah kecurigaan terhadap perbuatan Ak semakin kuat. Hal itu dilihat dari sikap Az yang merintih kesakitan saat kemaluannya dipegang Na ketika dibasuh setelah pipis.

Bahkan Na mengaku sudah beberapa kali memergoki Ak tengah menjilati paha dan buah dada anaknya sendiri. Az juga beberapa kali muntah saat makan, karena sebelumnya Na melihat Ak menciumi bibir dan memasukkan air liurnya ke mulut Az.

"Kelakuan bejatnya sudah beberapa kali saya pergoki. Pertama saat saya diminta menemani Az tidur karena ibunya masuk kerja malam. Sekitar pukul 12 malam bapaknya masuk kamar dan mengambil Az. Alasanya ingin tidur dengan anaknya. Tapi hati saya tidak tenang. Sekitar pukul dua dinihari saya keluar dan memergoki Ak menjilati paha Az dan mencium dadanya," terang Na di Mapolresta Barelang, Jumat (30/1/2015) sore, yang kembali datang memberikan keterangan.

Melihat kejadian itu, Na langsung membentak Ak. Karena kaget, Ak pura-pura tidur. Setelah itu, beberapa kejadian serupa juga kembali dipergoki Na. Ia sempat menyuruh An melaporkan kejadian ini ke polisi. Namun karena mendapat ancaman akan dibunuh Ak, An tidak berani macam-macam.

"Az anak paling kecil dan satu-satunya perempuan. Di atasnya ada dua anak laki-laki, Ri (5) dan Di (8). Ri dan Di juga sering mendapat siksaan bapaknya. Bahkan mereka juga melihat sendiri kalau Ak menodongkan pisau ke arah perut An. Melihat kejadian itu, mereka mengadu ke saya," tambah Na.

Selain itu lanjutnya, saat kejadian sebelum Ak dilaporkan, An yang ada keperluan ke luar rumah dan Na juga tidak berada di rumah itu. Karena cemas Ak akan datang dan mencumbui anaknya lagi, An terpaksa menguncinya bersama kedua abangnya di dalam kamar.

Dugaan An benar. Ak yang sudah dua minggu tidak pernah pulang, tiba-tiba pulang serta memecahkan kaca jendela kamar tersebut dan mengambil Az. Saat An pulang, ia mendapati Az sudah di tangan Ak, dan kaca jendela kamar sudah pecah.

"Anak saya langsung bertanya kenapa kaca jendela dipecahkan? Ak malah memaki-maki anak saya karena mengunci anak-anak di dalam kamar. Alasannya, ia mendengar anak-anak menangis. Anak saya balik marah dan mengatakan ia mengurung anak-anak di kamar karena khawatir dengan Ak. Setelah itu Ak pergi lagi," jelas Na.

Setelah itu, Az tiba-tiba merintih kesakitan saat dibasuh usai buang air kecil. "Kami membuat laporan pada Senin (26/1/2015) kemarin. Waktu divisum, ternyata kemaluannya sudah robek sampai lapisan ketujuh. Anaknya ini masih berumur 1,6 tahun. Masa depannya sudah dihancurkan bapaknya sendiri," terang Na dengan nada emosi.

Sementara menurut penyidik di Unit PPA Sat Reskrim Polresta Barelang, Ak tidak mengakui perbuatannya. Bahkan Ak membantah telah melakukan hal tersebut, meskipun sudah ada saksi yang melihat sendiri.

"Masih belum mengaku, padahal sudah ada saksi yang melihat sendiri. Tapi kami tetap proses dia. Penyelidikan terus dilakukan," kata penyidik singkat. (*)

Editor: Roelan