Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Bela Terpidana Mati Narkotika, Napalm Death Kirim Pesan Kepada Presiden Jokowi
Oleh : Redaksi
Jum'at | 23-01-2015 | 12:12 WIB
jokowi_napalm_death.jpg Honda-Batam
Presiden Jokowi mengenakan kaos bergambar Napalm Death. Unit grindcore asal AS minta Jokowi batalkan eksekusi mati terpidana narkoba. (Foto: metrotvnews.com)

BATAMTODAY.COM - Dua anggota komplotan penyelundup narkotika asal Australia, Myuran Sukumaran dan Andrew Chan kini tengah menunggu waktu eksekusi mati bagi mereka berdua. Komplotan yang disebut Bali Nine ini mencoba menyelundupkan 8,2 kg heroin pada 2005 silam.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah menolak grasi yang diajukan Sukumaran, sementara untuk Chan masih menunggu kepastian akhir. Jika grasi untuk keduanya ditolak, maka mereka akan segera dieksekusi.

Menanggapi hal ini, unit grindcore asal AS, Napalm Death meminta Presiden Joko Widodo memberikan pengampunan terhadap kedua warga negara Australia tersebut. 

Melalui laman Facebook band, Napalm Death menulis, "Andrew dan Myuran, dua pemuda Australia, akan menghadapi eksekusi di Indonesia. Mereka telah mengakui upaya untuk menyelundupkan obat-obatan terlarang ke Australia. Mereka tidak lagi memiliki kesempatan untuk banding. Semua yang dapat menyelamatkan mereka adalah grasi dari Presiden Indonesia, Joko Widodo."

Kemudian sang vokalis, Mark "Barney" Greenway membuat sebuah pesan terbuka terhadap Presiden Joko Widodo, ia mengatakan, "Dear, Bapak Widodo. Saya memohon langsung kepada Anda untuk mengampuni nyawa dari Andrew Chan dan Myuran Sukumaran, dua warga Australia yang saat ini sedang menanti eksekusi mati di Indonesia karena menyelundupkan narkoba."

"Sebagai penggemar band kami, Napalm Death, Anda akan memahami bahwa lirik dan etos kami untuk menantang siklus kekerasan di dunia, apakah itu berasal dari sebuah negara atau sebagai individu. Jika hal ini ini tidak dapat membantu dan mengubah apapun, saya yakin kami tidak akan pernah benar-benar maju sebagai seorang manusia," lanjutnya.

"Saya mengerti jika Anda berdiri sebagai pemimpin bertekad untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik, dan saya juga yakin jika pemberian grasi akan menjadi sebuah langkah maju yang besar dalam memperoleh kemajuan. Saya paham jika heroin dapat merusak dalam banyak tingkatan, tapi saya percaya hal ini adalah masalah yang jauh lebih dalam yang tidak dapat diubah hanya dengan mencabut nyawa seseorang."

"Lagi, secara hormat saya meminta Anda untuk membuat sebuah perbedaan yang nyata dan membatalkan eksekusi ini," tulis Greenway menutup pesan tersebut.

Sumber: Rolling Stone