Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Program e-Sabak Segera Diimplementasikan di Daerah 3T
Oleh : Redaksi
Jum'at | 23-01-2015 | 10:17 WIB
ilustrasi_e-sabak.jpg Honda-Batam
Ilustrasi/net

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Program sabak elektronik atau e-sabak, sarana pembelajaran interaktif dengan media tablet PC, segera diimplementasikan. Kawasan di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) akan menjadi percontohan.

Namun untuk awalnya program tersebut akan diimplementasikan di sekolah-sekolah yang memiliki jaringan internet dan teraliri listrik, kemudian di sekolah-sekolah yang memiliki aliran listrik tetapi tidak ada jaringan internet, serta sebagian kecil di sekolah-sekolah yang tidak memiliki aliran listrik dan koneksi internet.

"Khusus untuk daerah yang belum memiliki aliran listrik, rencananya akan dibantu dengan menggunakan solar cell atau teknologi energi listrik lainnya yang sesuai dengan karakteristik daerah tersebut," kata Ari Santoso, Plt Kepala Pusat Informasi dan Humas (PIH), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, seperti dilansir dari laman kementerian.

Kepala Pusat Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom) itu mengharapkan, dengan e-sabak, siswa dan guru dapat lebih aktif memanfaatkan teknologi untuk pembelajaran, dan bukan saja sebagai konsumen konten digital tapi bisa menjadi produsen konten.

"Mereka harus lebih aktif dalam menggunakan e-sabak di kelas dan bisa menjadi lebih kreatif serta menjadi produsen konten yang sesuai dengan daerahnya masing-masing," ujar Ari.

Sementara General Manager Segment Education Management Service Telkom Indonesia, Saleh Abdurahman, mengatakan, e-sabak merupakan jawaban terhadap perkembangan teknologi yang semakin canggih untuk dunia pendidikan. Program ini, kata dia, bertujuan untuk meningkatkan layanan pendidikan, meningkatkan kompetensi guru, serta merangsang minat baca dan menjadikan guru dan siswa lebih kreatif.

"Selain itu, e-sabak juga memiliki nilai efisiensi," katanya.

Dia menjelaskan, mahalnya biaya mencetak dan distribusi buku pelajaran adalah salah satu alasan mengapa e-sabak menjadi lebih efisien. Belum lagi, kata dia, adanya risiko keterlambatan buku sampai ke sekolah sehingga menghambat proses belajar mengajar.

"E-sabak juga menjadi semacam akselerasi bagi daerah yang memiliki kesenjangan akses informasi," jelasnya. (*)

Editor: Roelan