Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Tidak Ingin Ada yang Dipancung Lagi

Demokrat Janji Bela Nasib TKI yang Terjerat Kasus Hukum
Oleh : Surya Irawan
Jum'at | 24-06-2011 | 10:49 WIB
Saan_Mustopa.jpg Honda-Batam

Saan Mustofa, Sekretaris Fraksi Partai Demokrat DPR RI.

Jakarta, batamtoday - Fraksi Partai Demokrat (FPD) berjanji akan mencari tahu dan memperhatikan keberadaan Tenaga Kerja Wanita (TKW) bernama Karsih (37), yang tidak diketahui keberadaannya di negara Saudi Arabia sejak 12 tahun silam.

“FPD akan berusaha menseriusi maksimal, apakah Karsih dalam posisi selamat. Kepastian itu penting, apakah menjadi tahanan atau telah menjalani hukuman, “ ujar Sekretaris FPD Saan Mustofa saat menerima pengaduan ibunda Karsi, Aca (67), yang ditemani anak dari Karsi, Toto Isyanto.
 
Menurut Saan, berdasarkan Migrant Care, Karsi termasuk salah satu dari 28 TKW yang nyawanya terancam dihukum pancung di Saudi Arabia.

Aca didampingi Sekdes desa Pegadungan, Karawang, Jawa Barat mengadu ke FPD, untuk mencari kepastian jejak dari Karsi. Menurut pengakuan Aca, Karsi berangkat dari Indonesia ke Riyadh (ibukota Saudi Arabia) sejak tahun 2009 dengan sponsor PT Kosana Adi Riyasari di Kalisari, Jakarta Timur. Aca dituduh majikannya Ali Muhammad Iblis telah meracuni anaknya dan mengakibatkan meninggal dunia. Karsih diinformasikan memperoleh hukuman mati, tapi dibantah oleh Kedubes Saudi Arabia.

“Karsi ditahan polisi Saudi selama empat bulan, karena dituduh telah meracuni anak majikannya. Terakhir Karsih telepon saya, tahun 2007 dan sejak itu tak tahu lagi kabarnya, “ ujar Aca.

Upaya mencari tahu Karsi, dilakukan Aca dengan mendatangi sponsornya di Jakarta. Namun meski telah enam kali menanyakan kabar dari anaknya, pihak perusahaan tersebut tidak menanggapinya secara serius.

Setelah kandas di sponsor, Karsi pun menemui Teguh Wardoyo, selaku Direktur Perlindungan Warganegara Indonesia di luar negeri Kementrian Luar Negeri dan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI). “Namun di BNP2TKI, kami tak berhasil menemui Jumhur Hidayat, “ ujar Aca seraya mengaku dirinya juga tak berhasil memasuki Istana Negara untuk mengadu ke Sekretariat Negara, Jakarta.

Saan mengaku sebagai anggota DPR RI dari pemilihan Karawang berkewajiban untuk berusaha maksimal menemukan jejak Karsi maupun jejak TKW lainnya yang belakangan  ini ramai diberitakan di media. “Sebagai anggota dapil Karawang, kami akan mencari tahu eksistensi, bukan cuma Karsi, tetapi juga TKW lain yang hangat diberitakan, apakah ditahan atau sudah wafat, “ kata anggota komisi III DPR RI itu.

Ketua FPD Jafar Hafsah mengatakan FPD telah membentuk tim investigasi yang dimotori oleh komisi IX, selain Kemenakertrans dan BNP2TKI telah mengambil langkah konkret melakukan MoU dengan Saudi Arabia. Pemerintah Indonesia juga telah membenahi Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI), termasuk  pencabutan izin terhadap 70 PJTKI bermasalah .

FPD memahami hingga kini pemerintah belum bisa menghentikan pengiriman tenaga kerja ke luar negeri karena hal itu merupakan lapangan kerja bagi sebagian masyarakat Indonesia. Ditambahkan Jafar, bahwa Dubes Saudi Arabia juga telah menemui Menakertrans Muhaimin Iskandar menyangkut status TKI bermasalah. Menurutnya terdapat 303 TKI bermasalah, 165 sudah dipulangkan oleh pemerintah Saudi Arabia. "Pemerintah Arab juga menjanjikan akan memulangkan 150 TKI sisanya, " kata Jafar.