Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Suplai Sembako ke Anambas dan Natuna

Empat Kapal Perintis Tak Beroperasi, Gubernur Kepri Bakal 'Sewa' Kapal Perang
Oleh : Charles Sitompul
Kamis | 15-01-2015 | 19:17 WIB
gubernur-kepri-muhammad-sani.jpg Honda-Batam
Gubernur Provinsi Kepri, Muhammad Sani.

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Gubernur Muhammad Sani mengatakan akan segera melakukan koordinasi dan mempertanyakan pelaksanaan tender pengelolaan empat kapal perintis transportasi antarpulau di Kepri. 

Jika memang dalam dua bulan kedepan, belum juga selesai dilelang dan menghasilkan kontraktor pelaksana, Sani akan berencana 'menyewa' kapal perang milik TNI-AL untuk mengangkut penumpang sekaligus suplai sembako untuk kebutuhan masyarakat di Natuna dan Anambas. 

Mantan Bupati Karimun ini juga mengatakan keterlambatan pelaksanaan lelang pengelola serta hambatan cuaca pada Januari ini memang cukup menyulitkan pelayaran ke Anambas dan Natuna.

"Selain masalah pengelolaan, kondisi cuaca yang masuk dalam angin utara dan gelombang tinggi, menjadi kendala dalam operasional kapal laut ke Natuna dan Anambas," ujar Sani, Kamis (15/1/2015). 

Sebelumnya, pasokan kebutuhan pokok ke Kabupaten Natuna dan Anambas terancam menyusul berhenti beroperasinya empat kapal perintis yang biasa melayani pelayaran ke ujung utara Nusantara itu.

Anggota DPRD Kepri, Sofyan Samsir, mengatakan, terhentinya operasional empat kapal perintis yakni KM Sabuk Nusantara 30 dan 9, Gunung Bintan dan Trigas itu disebabkan KSOP yang belum melaksanakan tender pelelangan pengelolaan.

"Sudah sejak Januari kemarin berhenti, karena kontrak pengelolaannya dengan KSOP Dinas Perhubungan berakhi. Sedangkan pelaksanaan tender pada pelaksana kontrak baru hingga saat ini belum dilaksanakan, sehingga secara otomatis transportasi laut ke Natuna dan Anambas terhenti," kata Sofyan.

‎Keadaan ini, tambah legislator dari Natuna ini, membuat harga sembilan bahan pokok di Natuna dan Anambas melambung tinggi. Bahkan, masyarakat Pulau Midai, Sedanau, Pulau Laut, Subi dan sekitarnya menjerit akibat kelangkaan dan mahalnya sembako.

Editor: Dodo