Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

BI Catat Kinerja Ekspor Kepri Hanya 4,1 Persen

Triwulan I, Pemulihan Sektor Industri Kepri Terganjal Manufaktur
Oleh : Sumantri/Dodo
Kamis | 23-06-2011 | 15:18 WIB

BATAM, batamtoday - Perlambatan kinerja industri di negara-negara maju khususnya Amerika Serikat, berimplikasi pada turunnya permintaan barang-barang industri dari kota Batam. Dampaknya diperkirakan tidak hanya terjadi pada kinerja ekspor secara langsung, namun juga melalui Singapura yang berfungsi sebagai sub-perdagangan di Asia.

"Secara umum kinerja ekspor Kepulauan Riau melambat dari 10,45% di triwulan IV-2010 menjadi 4,07% di triwulan I-2011. Kondisi ini memicu perlambatan ekonomi agregat (PDRB) dari 6,27% menjadi 5,35% year on year (yoy)," terang Pemimpin Bank Indonesia Batam, Elang Tripraptomo, kepada batamtoday, Kamis, 23 Juni 2011.

Elang juga menyebutkan, perlambatan pertumbuhan juga dialami oleh konsumsi rumah tangga yang diperkirakan semakin melambat disebabkan oleh daya beli yang menurun akibat inflasi yang masih tercatat cukup tinggi di level 6,33%.

Kenaikkan harga komoditas primes seperti minyak bumi dan emas menyebabkan harga barang-barang kebutuhan terus merangkak naik, terutama pada produk non-makanan. Komponen konsumsi rumah tangga yang diestimasi melambat dari 10% pada triwulan IV-2010 menjadi 6,4% di triwulan I-2011 sebagian besar dipicu melambatnya pertumbuhan konsumsi non makanan dari 10.2% menjadi 6,2%.

Sementara itu pemulihan sektor industri Kepulauan Riau pasca krisis global terhambat oleh kondisi permintaan manufaktur global yang cenderung menurun di tahun ini. Kinerja ekspor melambat cukup tajam dari triwulan sebelumnya yang tercatat tumbuh 10,5% namun di triwulan I-2011 ini hanya tumbuh 4,1%.

Perlambatan ekspor sebagian besar dipicu oleh komoditi ekspor non-migas terutama produk mesin-mesin dan kapal. Pertumbuhan transaksi impor juga melambat tajam dari 10,4% menjadi 3,4% yang mengindikasikan rendahnya realisasi ekspor di periode selanjutnya.

"Demikian juga laju pertumbuhan sektor industri pada triwulan I-2011 diestimasi sebesar 4,44%, lebih rendah dibanding tingkat pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yaang tercatat sebesar 6,38% (yoy)," tukas Elang.

Sejalan dengan itu, sumbangan pertumbuhan terhadap laju pertumbuhan agregat juga mengalami penurunan dari 2,9% menjadi 2,5%. Fenomena ini secara teknikal dipengaruhi oleh momentum pemulihan ekonomi yang terjadi pada periode awal tahun 2010.