Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Minta Pihak Berwenang Perancis Cari Akar Permasalahan

Ketua DPD RI Kutuk Aksi Penyerangan Kantor Majalah Satir 'Charlie Hebdo'
Oleh : Surya
Kamis | 08-01-2015 | 14:12 WIB
Irman_002.jpg Honda-Batam
Ketua DPD RI Irman Gusman

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Ketua DPD RI Irman Gusman mengutuk serangan bersenjata terhadap kantor majalah satir Charlie Hebdo di Paris, Perancis,  Rabu (7/1/2015), yang menewaskan 12 orang, salah satu diantaranya pemimpin redaksi majalah tersebut.


Menurut Irman, aksi kekerasan ini telah menodai  prinsip-prinsip kemanusiaan, demokrasi dan kebebasan pers, terlebih dengan hal ini tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. 

"Saya, atas nama pribadi dan Ketua DPD RI, menyampaikan duka kepada keluarga korban, pemerintah Perancis, dan seluruh warga negara Perancis. Kami mengutuk aksi kekerasan dan anti-kemanusiaan itu," kata Irman Gusman di Jakarta, Kamis (8/1/2015).

Atas kejadian ini, selaku Ketua DPD RI,  Irman mengaku akan melayangkan surat keprihatinan kepada Kedutaan Perancis di Indonesia dan Ketua Majelis Tinggi Perancis.

"Sebagai Ketua DPD RI, saya akan mengirimkan surat keprihatinan kepada Kedutaan Perancis di Indonesia dan Ketua Majelis Tinggi Perancis," katanya.

Ketua DPD mengatakan, masyarakat internasional dan pemimpin mancanegara menyampaikan simpatinya terhadap korban dan mengutuk aksi kekerasan ini.  Dunia, lanjutnya, tidak memberi tempat terhadap pelaku dan bentuk kekerasan apapun.

"Indonesia yang telah menjalankan demokrasi dan menerapkan kebebasan pers yang bertanggung jawab selama lebih dari satu dekade bisa merasakan dan memahami simpati dunia yang kini tertuju kepada Perancis," katanya.

Namun, Irman berharap agar pihak berwenang di Perancis menelaah lebih jauh belakang dan akar masalahnya peristiwa tersebut.
"Mengapa sekelompok orang berbuat senekat itu, apakah ini juga ada kaitannya dengan isi dan gaya pemberitaan majalah tersebut? Dari laporan berbagai media, majalah tersebut dikategorikan majalah satir (menyidindir, red)," katanya.

Ketua DPD menilai, mungkin saja gaya pemberitaan Charloe Hebdo cenderung menyerempet keyakinan kelompok atau golongan tertentu, sehingga membuat marah kelompok tertentu.

"Bila ini terus menerus dilakukan, bisa saja menimbulkan rasa permusuhan, ketidaksukaan, atau keputusasaan orang per orang atau kelompok. Artinya, kita harus membungkus kebebasan pers itu dengan nilai-nilai etika, dan penghormatan terhadap semua keyakinan yang dianut oleh masyarakat," tegas Irman.

Editor: Surya