Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Orang yang Sering Posting Foto Selfie Cenderung Narsis dan Psikopat
Oleh : Redaksi
Kamis | 08-01-2015 | 10:58 WIB
ilustrasi_foto_selfie.jpg Honda-Batam
Foto ilustrasi/net

BATAMTODAY.COM - FOTO satu dua terkadang tak cukup bagi orang-orang yang doyan posting banyak selfie di situs media sosial seperti Facebook dan Instagram. Namun, penelitian terbaru menunjukkan, orang-orang yang kecanduan memposting foto selfie di media sosial itu memiliki kecenderungan narsisme dan psikopat.

Selain itu, pria yang sering mengedit selfies mereka sebelum diposting dinilai punya skor lebih tinggi dalam narsisme dan objektifikasi diri yang mengukur seberapa banyak mereka memprioritaskan penampilannya.

"Ini tidak mengherankan bahwa pria yang posting banyak selfies dan menghabiskan lebih banyak waktu mengedit itu lebih narsis. Tapi ini benar-benar telah dikonfirmasi dalam sebuah penelitian," kata Jesse Fox, penulis utama studi dan asisten profesor komunikasi di Ohio State University.

"Hal yang lebih menarik adalah bahwa mereka juga memiliki skor lebih tinggi sebagai ciri kepribadian antisosial, psikopat, dan lebih rentan terhadap objektifikasi diri," imbuh Fox seperti dilansir Medical Xpress.

Fox melakukan penelitian bersama Margaret Rooney, mahasiswa pascasarjana di Ohio State. Hasil penelitian mereka dipublikasikan secara online dalam jurnal Personality and Individual Differences.

Fox menekankan, tidak berarti orang-orang yang memposting banyak selfie selalu dikategorikan narsisis atau psikopat.

Narsisme ditandai dengan keyakinan bahwa Anda cerdas, lebih menarik dan lebih baik daripada orang lain, tetapi dilandasi perasaan tidak nyaman. Sementara psikopat berkaitan dengan kurangnya empati dan menghargai orang lain dan kecenderungan berperilaku impulsif.

Meskipun studi ini tidak termasuk wanita, Fox mengatakan dia sedang menindaklanjuti dalam penelitian ini juga berlaku untuk wanita. Menurutnya, wanita yang sering memposting foto selfienya juga menunjukkan tingkat narsisme dan psikopat.

Namun, objektifikasi diri memainkan peran yang lebih besar dengan wanita, seperti yang diharapkan. (*)

Editor: Roelan