Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Senin, Pelabuhan Bom Panjang Dioperasikan
Oleh : Alrion / Dodo
Rabu | 22-06-2011 | 16:35 WIB
Pelabuhan_Bom_Panjang.jpg Honda-Batam

Pelabuhan Bom Panjang Karimun

Karimun, batamtoday - Pelabuhan Bom Panjang yang diperuntukkan bagi penyeberangan kapal antarpulau di Karimun akan dioperasikan secara resmi pada Senin, 27 Juni 2011 mendatang , setelah dilakukan soft opening pada hari Minggu, 26 Juni 2011.

"Kita panggil seluruh agen pelayaran kapal antarpulau untuk duduk bersama menyongsong pengoperasian Pelabuhan Bom Panjang," kata Chendra N, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Karimun kepada batamtoday, Rabu, 22 Juni 2011.

Chendra mengatakan usai dioperasikannya Pelabuhan Bom Panjang, maka seluruh penyeberangan antarpulau di Karimun akan terpusat di pelabuhan tersebut. Selama ini kapal antarpulau seperti Selat Belia Kundur, Moro, Durai, Buru, Pulau Parit dan Pulau Tulang berangkat dari pelantar-pelantar yang tersebar di daerah Puakang Karimun.

Untuk mengantisipasi terjadinya kemacetan di sepanjang Jalan Nusantara, lanjut Chendra, maka jalur angkutan umum akan dialihkan melewati jalan Hang Lekir sampai ke Pasar Sri Karimun dan dari pukul 06.00 wib sampai sore hari, semua kendaraan roda dua dan roda empat dilarang parkir di sekitar pelabuhan.

"Kita menyadari kondisi jalan yang sempit. Jika angkutan umum melintas dan kendaraan diparkir di sepanjang Jalan Nusantara yang berdekatan langsung dengan pelabuhan, maka otomatis akan terjadi kemacetan. Nah, kemacetan ini yang dihindarkan agar pengguna jasa pelabuhan merasa nyaman," terang Chendra.

Chendra mengatakan bertepatan dengan operasional pelabuhan maka penumpang yang menggunakan jasa Pelabuhan Bom Panjang akan dikenai pas pelabuhan sebesar R1.500 per orang dari yang seharusnya Rp2.500. karena sarana dan prasarana pendukung pelabuhan belum lengkap.

"Contohnya belum adanya kursi di ruang tunggu penumpang. Otomatis penumpang harus berdiri saat menunggu kapal," jelas Chendra sembari menargetkan pada tahun depan seluruh sarana dan pra sarana pelabuhan sudah lengkap.

Chendra mengatakan sebetulnya pihaknya menginginkan Pelabuhan Bom Panjang dioperasikan saat semua sarana pendukung sudah lengkap. Namun terkendala kemampuan anggaran keuangan daerah sehingga pelabuhan tersebut tetap diperasikan.

"Nah, untuk melengkapi sarana itu nantinya sumbernya didapat dari pas pelabuhan, dana sandar kapal, parkir, dan sewa lahan parkir yang malamnya dijadikan sebagai pasar malam," terang Chendra lagi.

Biaya operasional pelabuhan Bom Panjang per bulan menurut Chendra ditaksirkan mencapai Rp100 juta. Salah satu sarana yang menyedot operasional tinnggi adalah penggunaan genset karena jaringan PLN belum terpasang.

Pelabuhan megah ini rencananya akan dioperasikan oleh Badan Usaha Pelabuhan (BUP) Karimun di bawah pengawasan Dinas Perhubungan Kabupaten Karimun.

Selain Pelabuhan Bom Panjang, Chendra menyebutkan jika tidak ada halangan tahun depan ada dua pelabuhan yang akan siap digunakan yakni Pelabuhan Kontainer di Pelambung, Desa Pongkar dan Pelabuhan Ro Ro di Selat Belia, Kundur Barat.

"Saat ini kedua pelabuhan itu sedang dalam tahap pengerjaan," ucapnya.