Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

QZ8501 Hilang, Saham AirAsia Anjlok 7,8 Persen
Oleh : Redaksi
Senin | 29-12-2014 | 19:00 WIB
MAYBANK-AIRASIA-p1.jpg Honda-Batam
Foto ilustrasi/AFP

BATAMTODAY.COM, Kuala Lumpur -Saham AirAsia anjlok 7,8 persen dalam perdagangan di bursa efek Malaysia, Senin (29/12/2014) siang. Pesawat bernomor penerbangan QZ8501 milik maskapai tersebut hilang dalam perjalanan dari Surabaya ke Singapura, Minggu (28/12/2014) pagi.

Sementara itu, AirAsia X, unit penerbangan jarak jauh AirAsia, mengalami penurunan nilai saham sebesar 6,6 persen, diikuti oleh penurunan saham Tune Ins Holdings Bhd, perusahaan yang menjual sebagian besar asuransi perjalanan AirAsia.

Asia Aviation PCL, induk perusahaan afiliasi AirAsia di Thailand, harus pula mengalami kemerosotan nilai saham 3,2 persen.

AirAsia dan pelbagai cabangnya di kawasan selama ini dikenal memiliki catatan keselamatan penerbangan yang baik. Hilangnya QZ8501 adalah insiden pertama yang dianggap signifikan dalam sejarah operasinya.

Pesawat A320 berisi 162 orang tersebut hilang dari radar pada Minggu pagi. Melayani rute Surabaya-Singapura, kontak QZ8501 dengan menara pengawas bandar udara terputus kurang dari satu jam setelah lepas landas dari bandar udara Juanda, Surabaya, tak lama setelah meminta izin untuk menaikkan ketinggian.

Namun, menurut para analis, dampak langsung kecelakaan pada keuangan perusahaan kemungkinan tidak besar. Salah satu alasannya adalah kepemilikan sahamnya di PT Indonesia AirAsia, operator QZ8501, yang hanya 49 persen.

Selain itu, liabilitas sepertinya akan tertutup asuransi meski premi maskapai, ujung-ujungnya, akan mengalami kenaikan, demikian pendapat para analis.

Kepemilikan saham minoritas mencerminkan regulasi Indonesia dalam membatasi kepemilikan asing atas maskapai penerbangan, hal yang juga wajar di sejumlah negara. Di Filipina, kelompok tersebut memiliki 40 persen saham di AirAsia Philippines, dan di India unit usahanya bermitra berkongsi dengan Tata Group serta Telestra Tradeplace dengan 49 persen saham.

Para analis pun meramalkan akan terjadi penurunan harga tiket demi mendongkrak pertumbuhan penumpang. Perusahaan dan pelbagai afiliasinya, di antaranya AirAsia X, kemungkinan akan memangkas "imbal hasil [lebih jauh] pada 2015 demi merangsang permintaan," ujar Daniel Wong, analis Hong Leong Investment Bank Bhd di Kuala Lumpur. (*)

Sumber: WSJ