Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Penasehat Miliarder Australia Ditangkap Atas Tuduhan Penculikan Pegawai NAB di Batam
Oleh : Redaksi
Jum'at | 19-12-2014 | 14:32 WIB
clive palmer.jpg Honda-Batam
Clive Palmer saat ditaan kepolisian Queensland. (Foto: ABC)

BATAMTODAY.COM, Qeensland - Andrew Cook, penasihat media dan kepercayaan orang Clive Palmer, miliarder pertambangan di Australia, ditahan polisi setempat karena diduga menculik seorang eksekutif National Australia Bank (NAB) di Batam, Indonesia.


Seperti dilaporkan ABC, Crook dan mantan detektif senior Queensland, Mick Featherstone, ditangkap dalam penggerebekan di Brisbane dan Gold Coast pada Jumat (19/12/2014) pagi.

Pihak kepolisian Queensland mengatakan, Palmer hanyalah korban karena namanya telah dicatut untuk memuluskan aksi itu. Polisi sendiri membantah jika penangkapan itu ada motif politik karena kebetulan Clive Palmer juga seorang politisi di Australia.

Sementara orang ketiga, yang oleh ABC ditengarai sebagai Tony Smith, milyuner dan pengembang properti di Australia, akan kembali dari Bali untuk menghadapi tuduhan di Australia.

ABC menduga, Crook dan Smith terlibat upaya untuk "membungkam" saksi dalam kasus gugatan perdata senilai 70 juta dolar Australia yang melibatkan Smith dengan tujuan untuk menghilangkan barang bukti melalui rekayasa dan ancaman kekerasan.

Polisi telah menyelidiki upaya Crook dan Smith mengiming-imingi pekerjaan dari Clive Palmer kepada saksi, seorang karyawan dari National Australia Bank, untuk berangkat ke Singapura dan Pulau Batam.

Diduga saat berada di Batam, saksi yang tidak dipublikasikan namanya itu diancam dan dipaksa untuk membuat pernyataan untuk menghilangkan bukti.

ABC menulis, Crook merupakan penasehat media dan juru bicara Palmer sebelum taipan itu ke dunia politik. Sejak menjadi anggota parlemen federal, Palmer telah mempertahankan Crook dan perusahaannya, Crook Media, untuk menangani hubungan politik medianya.

Sejak 2009 ia telah terlibat dalam tindakan hukum terhadap National Australia Bank, mengklaim bank menyebabkan dia merugi 70 juta dolar Australia saat puncak krisis keuangan global.

Smith kemudian menggeser bisnisnya ke Bali, di mana ia telah mengembangkan akomodasi liburan mewah. Dia juga memiliki kepentingan di Selandia Baru dan kembali menginvestasikan modalnya di real estate Gold Coast dalam beberapa tahun terakhir. (*)

Editor: Roelan