Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Lima Tahun Lagi Pasokan Cokelat Dunia Diperkirakan Terancam
Oleh : Redaksi
Jum'at | 19-12-2014 | 13:37 WIB

BATAMTODAY.COM - LAPORAN ini tidaklah semanis cokelat. Dunia akan menghadapi kekurangan cokelat. Indonesia, sebagai salah satu produsen cokelat dunia pun dianggap akan memiliki masalah dalam negeri sendiri, yang menyebabkan adanya pengalihan investasi dari kakao ke tanaman lainnya.

Sejumlah pengamat memprediksi dunia akan mengalami kekurangan pasokan cokelat pada tahun 2020, lima tahun dari tahun 2015.

Negara-negara produsen kakao, bahan baku cokelat dari Afrika Barat dan Indonesia menghadapi tantangan ekonomi dan geopolitik yang serius. Yakni, perubahan iklim, ancaman penyakit, dan pengalihan investasi ke tanaman lainnya.

Lantas bagaimana dengan kontribusi para petani kakao di Australia? Hal ini pun masih menjadi perdebatan.

Barry Kitchen, Dewan Eksekutif dari Daintree Estate, produsen kokoa dan cokelat di Australia adalah yang pertama kali membuka perkebunan kokao di Australia utara. Kitchen yang juga pernah menjadi salah satu eksekutif di Cadbury memiliki peran yang menantang dari sebelumnya, keliling dunia

Executive Chairman of Daintree Estates Barry Kitchen adalah mantan eksekutif Cadbury, yang mendirikan perkebunan kakao pertama di ujung utara Australia. Saat masih bekerja bersama Cardbury, ia berkeliling dunia mencari produk cokelat untuk perusahaan cokelat ternama tersebut.

Ia pun pernah mengalami situasi yang sulit di Filipina, saat mencoba untuk mengamankan pasokan kelapa untuk produk cokelatnya, Cherry Ripe. "Para pemberontak menguasai sejumlah pabrik cokelat," ujarnya.

"Kita berpergian naik Mercedes Benz, dengan senjata yang digantung di bagian pintu mobil, untuk berjaga-jaga," ujar Kitchen.

Saat ini ia mengawasi sejumlah petani kokoa di Queensland utara. Diharapkan petani-petani dari kawasan ini akan membuat masa depan produk cokelat lebih baik.

Menurutnya komoditas ini diperdagangkan di New York dan London. "Tapi kita jangan khawatir dengan pasar global, karena kita punya pasar sendiri, tidak berkompetisi dengan negara-negara berkembang," ujarnya. (*)

Sumber: ABC