Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Balap Liar di Desa Layak Anak di Lingga Berujung Maut
Oleh : Nurjali
Senin | 08-12-2014 | 15:29 WIB
balap_liar_maut_di_lingga.jpg Honda-Batam
Seorang warga menunjukkan lokasi tewasnya Yuda. (Foto: Nurjali/BATAMTODAY.COM)

BATAMTODAY.COM, Dabosingkep - Yuda (18), warga Lorong Fajar Dabo Singkep, harus meregang nyawa akibat kebut-kebutan di jalan pada Minggu (7/12/2014) sore sekitar pukul 16.30 WIB. Yuda tewas setelah motornya tak bisa dikendalikan dan terjauh hingga kepalanya membentur pohon di Jalan Pasirkuning Bawah, Desa Tanjungharapan, Dabosingkep.

"Diduga dia (Yuda) dalam pengaruh alkohol dan melakukan trek-trekan (balapan liar, red) dengan rekannya sehingga tidak terkontrol dan terpental sejauh delapan meter sehingga mengakibatkan kepalanya terbentur pohon yang ada di sisi pantai di jalan tersebut, dan tewas di tempat," ungkap salah satu warga yang menjadi saksi mata di lokasi tersebut.

Sementara, anggota LPM Desa Tanjungharapan, Muslim Tambunan, menuturkan, Yuda berkendara dengan kecepatan tinggi menggunakan motor jenis Supra buatan Tiongkok atau Jialing. Saat itu dia sedang balapan bersama rekannya. Karena tidak terkontrol saat di tikungan, pemuda itu terjatuh dan kepalanya membentur pohon.

"Kami sangat menyayangkan kejadian ini. Kami berharap agar aparat dan dinas terkait dapat memasang rambu-rambu di sekitar jalan ini dan lebih intensif lagi melakukan razia di sekitar wilayah ini. Kejadian ini sudah tiga kali, dan terakhir ini meninggal. Mereka juga melakukan trek-trekan di jalan itu. Warga sudah pernah melarang, tapi ditantang oleh anak-anak tersebut," papar Muslim kepada BATAMTODAY.COM.

Ketua Komisi Pengawas dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Kabupaten Lingga, Zulyadin, mengaku prihatin dengan kejadian itu mengingat Desa Tanjungharapan telah dinobatkan sebagai "Desa Layak Anak" oleh Pemerintah Kabupaten Lingga. Sedihnya lagi, kata dia, lokasi tersebut juga sering jadi tempat balapan liar anak-anak.

"Saya sebagai KPPAD dan juga tinggal di desa ini sangat kecewa. Bahkan saya sering mengingatkan berulang kali dan sudah menyampaikan hal ini kepada instansi terkait, namun belum ada tindakan. Untuk itu kami akan meminta secara resmi kepada pemerintah karna kalau menurut data yang saya peroleh anak itu baru berusia 15 tahun," ungkapnya. (*)

Editor: Roelan