Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Arus Deras, Jembatan Bukit Kapitan Terancam Ambruk
Oleh : Juhari/Ardi/TN
Senin | 20-06-2011 | 08:13 WIB
lingga.jpg Honda-Batam

Kondisi Jembatan di Bukti Kapitan yang terancam ambruk akibat abrasi. (Foto: Ardi).

Lingga, batamtoday – Akibat arus deras dan tingginya debit air beberapa waktu lalu, Jembatan yang menghubungkan RT 01/ RW 02 dengan RT 02/ RW 06,  Bukit Kapitan, Kelurahan Dabo Lama, kecamatan Singkep terancam ambruk dan batu miringnya terancam patah. Warga meminta kepada Pemkab lingga untuk segera mengambil tindakan cepat, mengadakan perbaikan.

Sisi kanan kiri jembatan sudah jebol pondasi batu miring sudah tergantung, di bawah pangkal jembatan sudah kelihatan cekungan yang tinggal menunggu detik-detik ambruk, ungkap Jaya salah seorang warga yang berdomisili di lembah kapitan Minggu (19/6), separuh badan jembatan yang jebol sudah lima kali saya timbun dengan batu bata,” kata beliau kepada Batamtoday.

Lanjut Jaya, akibat kerusakan tersebut sudah empat orang jadi korban yang terjungkal dari kendaraan mereka, diantaranya 2 orang pelajar yang mengendarai sepeda motor, seorang ibu rumah tangga dan seoarang anak yang sedang bersepeda, beruntungnya saja keempat korbat tidak mengalami luka serius, apa mau nunggu korban maut?” tandasnya.

Derasnya air sungai juga mengancam batu miring yang dibangun pada kedua sisi sungai patah, hal tersebut dapat dilihat dengan tumbangnya beberapa pohon masyarakat di pinggir Aliran Sungai akibat mulai terjadinya abarasi.

Saat ini para pengguna jalan yang melewati jembatan yang dibuat secara swadaya oleh masyarakat tersebut menjadi was – was, kata seorang ibu yang kebetulan lewat.

"Keselamatan kami terancam, namun tidak ada jalan lain karena jembatan tersebut merupakan jembatan penghubung satu-satunya diantara kedua wilayah tersebut.

T Abu Bakar ketua RT 01/RW 02 menyampaikan bahwa, pada tahun 2010 lalu untuk mengantisipasi agar tidak terjadi abrasi di pinggir sungai, Dinas PU melaksanakan pembangunan Batu miring,  sepanjang 210 meter oleh  Dinas PU Lingga. Untuk itu, dilakukan pekerjaan pendahuluan yaitu pendalaman sungai.

Hanya saja, kata Abu Bakar, pengerjaan pendalaman sungai mengakibatkan sisi kiri dan kanan sungai mengalami abrasi, apa lagi pada waktu hujan deras debit air sungai sangat tinggi, yang sewaktu-waktu dapat merobohkan bangunan rumah penduduk di Daerah Aliran Sungai (DAS), karena pendalaman dilakukan sepanjang lebih dari 210 meter.

"idealnya pendalaman dilakukan di sepanjang proyek saja, jangan seperti ini, kalau begini rumah penduduk bisa roboh,” ungkapnya menyesalkan.