BATAMTODAY.COM, Singapura - Industri pelayaran di Asia sedang tumbuh. Sebanyak 970 kapal pesiar diperkirakan berlayar di wilayah tersebut tahun ini, dan 12,7 persen lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu. Angka itu diperkirakan akan akan tumbuh sebesar 9,8 persen lagi pada tahun 2015.

Beberapa pengamat industri menilai, Singapura akan menjadi hub kapal pesiar di Asia mengingat konektivitas dan infrastruktur negara kota itu.

Salah satu kapal pesiar yang telah menempatkan Singapura sebagai basisnya adalah Sapphire Princess. Singapura juga akan menjadi basis dari Marina Bay Cruise Centre.

Saat tiba di Singapura pada 27 November lalu, kapal Princes yang berbobot 116.000 ton mengangkut 2.670 penumpang. Kapal ini juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas, serta makan dan ritel pilihan untuk tamu.

Pada akhir 2014 sampai Maret 2015, kapal pesiar ini akan menawarkan 16 perjalanan keliling dengan singgah di 21 pelabuhan di sembilan negara di Asia. Pengelola Shappire Princess menargetkan bisa mengangkut 40.000 penumpang, terutama pada pelayaran perdana.

Lebih dari seribu kapal pesiar diharapkan berlayar dalam dan melintasi perairan Asia pada 2015. Jumlah hari yang dilalui di Asia Tenggara saja diproyeksikan meningkat hampir 15 persen.

Di tengah pertumbuhan ini, pengamat industri mengatakan Singapura adalah posisi yang baik untuk naik gelombang ini karena keuntungan sebagai hub udara.

Leong Wai Ho, ekonom senior Barclays, mengatakan, persyaratan utama untuk menjadi pangkalan kapal pesiar adalah hub udara internasional yang sangat kuat. "Jadi lebih konektivitas yang Anda miliki, semakin menarik itu adalah untuk operator pelayaran," katanya seperti dikutip Channel NewsAsia.

Sejak 2012, Changi Airport Group (CAG) dan Singapore Tourism Board (STB) telah bermitra cruise liners untuk mempromosikan liburan pesiar dari Singapura. CAG, STB dan Princess Cruises baru meneken kesepkatan bernilai jutaan dolar. (*)

Editor: Roelan