Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Inilah Cara Paru-paru Melindungi Diri dari Infeksi
Oleh : Redaksi
Kamis | 04-12-2014 | 09:42 WIB
paru-paru.jpg Honda-Batam
Ilustrasi/net

BATAMTODAY.COM - BELUM banyak yang paham jika paru-paru bisa melindungi diri dari infeksi. Para ilmuwan menemukan bahwa protein yang ditemukan dalam pernafasan yang disebut "SPLUNC1" mengikat lipid (senyawa penting dalam pada makhluk hidup) yang penting untuk bertahan melawan infeksi bakteri dan virus, serta menjaga jaringan paru-paru agar tetap fleksibel dan terhidrasi.

Penemuan yang dipublikasikan dalam jurnal The FASEB edisi Desember 2014 ini mendorong SPLUNC1 untuk menjadi sebuah terapi yang layak.

"Temuan kami menunjukkan kemajuan yang signifikan untuk mengembangkan pengobatan baru untuk berbagai penyakit paru," kata Zhang Gongyi Ph D, peneliti di Departemen Biomedical Research di Jewish Health Nasional di Denver, Colorado.

"Kami mengantisipasi bahwa penelitian kami akan membawa kita lebih dekat untuk mengubah SPLUNC1 menjadi pilihan terapi yang menjanjikan untuk membantu pasien asma dan COPD untuk membersihkan infeksi bakteri dan virus pada saluran pernafasan," imbuh Zhang seperti dilansir Science Daily.

Dalam penelitian ini, Zhang dan rekannya lebih mengekspresikan dan mengkristalkan protein SPLUNC1. Kemudian, struktur molekul tiga dimensi dari SPLUNC1 dibentuk dengan menggunakan kristalografi sinar-x.

Selanjutnya, struktur dibandingkan dengan struktur yang ada dari protein antibakteri yang serupa (homolog), yang disebut "bakterisida/permeabilitas protein yang meningkat" atau BPI. Para peneliti menemukan perbedaan muatan permukaan yang dramatis antara SPLUNC1 dan BPI, menunjukkan bahwa SPLUNC1 dan BPI memiliki ligan lipid yang berbeda.

Akhirnya, ligan lipid, dipalmitoil-fosfatidilkolin, atau DPPC, ditemukan mengikat secara khusus pada SPLUNC1. Dan DPPD adalah surfaktan yang digunakan paru-paru untuk menjaga saluran udara tetap terbuka.

Temuan baru ini menyoroti fungsi jalan SPLUNC1 dalam saluran pernafasan manusia dan informasi struktural yang ditemukan memungkinkan untuk lebih memahami sifat dan potensinya.

"Cara hidup selamanya hanya sederhana: Jangan berhenti bernapas," kata Gerald Weissmann, MD, redaktur jurnal FASEB.

"Masalahnya adalah bahwa hal ini tidak semudah kedengarannya, terutama bagi orang-orang dengan penyakit dan infeksi paru-paru yang serius. Laporan ini menawarkan berharap bahwa bahkan beberapa infeksi yang paling sulit, dari MRSA ke Pseudomonas, dapat diobati di masa depan," katanya. (*)

Editor: Roelan