Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Joe Erison: Waspadai Konflik Horisontal Antar Sopir Taksi
Oleh : Tunggul Naibaho
Sabtu | 18-06-2011 | 09:15 WIB
PENGEMUDI-TAKSI-2.jpg Honda-Batam

Para sopir taksi saat melakukan aksi di depan kantor Walikota Batam, Selasa 14 Juni 2011, yang menuntut pencabutan operasi taksi Silver Cab, taksi berargo asal Jakarta. (Foto: Ist).

Batam, batamtoday - Kisruhnya masalah pertaksian di Kota Batam, ditambah sikap pemerintah yang plin plan, dikhawatirkan akan menimbulkan konflik horisontal antar sesama sopir taksi di lapangan.

Demikian dikatakan Direktur Barelang Institute, Joe Erison, kepada batamtoday per pertelepon, Sabtu 18 Juni 2011.

Menurutnya, Pemko Batam, yang telah mencabut izin opersional taksi berargo SIlver Cab pada Kamis 16 Juni 2011, dan sehari kemudian mencabut lagi surat pencabutan tersebut, jelas membuat potensi konflik semakin tinggi.

"Pemko sepertinya tertarik ke kanan dan ke kiri, dan hal ini sangat berbahaya, karena para sopir taksi di lapangan, tanpa ada persoalan ini saja, sudah stress, apalagi ditambah persoalan seperti ini. Saya pikir, Pemko harus cepat mengambil sikap yang jelas dan dapat memenuhi rasa keadilan semua pihak," jelas Erison.

Kisruhnya masalah taksi di batam, kata Erison hanyalah salah satu masalah dari gagalnya Pemkot Batam membangun sebuah manajemen transportasi publik di Batam.

"Manajemen transportasi publik di Batam masih buruk, dan masalah taksi ini, hanyalah salah satunya, yang oleh Pemko dibiarkan berlarut-larut," kata Erison.

pengusaha dan para sopir taksi terlalu lama dibiarkan dan tiak dilakukan pembinaan, sehingga mutu pelayanan taksi di Batam menjadi kurang aman dan nyaman. Tetapi mendadak Pemko memberikan ijin operasi bagi sebuah armada taksi yang dikeola secara profesioanal, seperti Silver Cab, tentu saja hal itu tidak begitu saja diterima oleh para pengusaha dan sopir taksi yang sudah ada sebelumnya, terang Erison.

"Jika dari awal Pemko tegas, maka tidak akan ada kisruh soal taksi di Batam. Dan jika kisruh soal taksi ini tidak ditangani secara benar dan bijak, maka kemungkinan konflik horisontal sangat besar, dan ini harus kita cegah," tegas Erison.

Seperti diberitakan kemarin, ratusan sopir taksi di Pelabuhan Telaga Punggur, Batam, mengusir Taksi Silver Cab yang diketahui beroperasi di halaman parkir pelabuhan tersebut meski Pemkot Batam telah memberikan izin operasional kembali bagi taksi asal Jakarta itu.

Darmawi. salah seorang sopir Silver Cab kepada batamtoday mengatakan, dirinya dihubungi oleh operator Silver Cab untuk menjemput tamu dari Tanjungpinang sekitar pukul 8.30 WIB. Namun sesampainya di pelabuhan, saat menunggu tamu tersebut tiba-tiba ratusan orang mendatanginya sambil mengancam agar segera meninggalkan pelabuhan.

"Saya diancam, kalau tidak mau pergi maka saya akan dihakimi oleh sopir taksi yang ada di pelabuhan itu, alasannya belum keputusan dari Dishub Batam untuk beroperasi kembali," kata supir taksi yang memiliki nomor kaca 001 ini.

Menanggapi ancaman itu, Darmawi tetap tidak mau pergi dengan alasan menjemput tamu dan bersikukuh bahwa taksinya suddah mendapat surat beroperasi kembali dari Dishub Batam.

"Saya bila sama mereka, karena ada arahan dari kantor yang sudah menerima surat keputusan pencabutan nota dinas yang dikeluarkan oleh Dishub. Makanya saya berani beroperasi," akunya.

Karena merasa terancam, tambah Darmawi dirinya pergi, sambil menghubungi operator Silver Cab dan dirinya diarahkan untuk melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Nongsa.