Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Jaga Profesionalitas Guru, Ketua PGRI Jangan Berpolitik
Oleh : Habibi
Rabu | 26-11-2014 | 08:05 WIB
Suradji.jpg Honda-Batam
Suraji

BATAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Pengamat politik sekaligus akademisi dari Universitas Maritim Raja Ali Haji (Umrah), Suraji, meminta guru lebih mementingkan profesionalitas guru dan menghindari politik praktis. Karena politik praktis dapat menghilangkan citra profesi guru di mata siswanya.


"Tapi, ya bukan rahasia umum lagi hal tersebut ada. Hal ini tentunya kita ingatkan kepada ketua PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia), agar memotivasi guru menjaga profesionalitas ketimbang berpolitik," ujar Suraji, Selasa (25/11/2014).

Suraji mengatakan, apalagi untuk ketua PGRI, yang merupakan jabatan strategis dan berpeluang digandeng elit-elit politik untuk mendongkrak suara di pemilihan kepala dearah. Hal ini, kata dia, harus dijaga oleh ketua PGRI guna menjaga citra guru di mata siswa dan masyarakat.

"Di Hari Guru Nasional ke-69 ini, kita ingatkan agar guru tetap berpegang teguh pada cita-cita awal dan selalu menjaga profesionalitas. Dan untuk ketua PGRI kita minta untuk tidak berpolitik praktis," ujarnya.

Memang, katanya, berpolitik adalah hak setiap warga negara. "Namun jika guru menjadi politikus itu lucu dan profesionlismenya akan pudar, karena citra politikus itu telah usang hingga hari ini," imbuhnya.

Untuk mewujudkan hal tersebut, ia menambahkan, tentunya PGRI memberikan dorongan dan motivasi serta berusaha agar insentif untuk guru dapat dinaikkan. Dan setiap guru juga hendaknya kembali ke fitrahnya, bahwa guru adalah guru.

"Cita-cita awal menjadi guru apa? Jika memang orientasinya uang tentu mental guru itu tidak mulia, namun jika mengabdi, mencerdaskan anak bangsa, saya yakin guru tidak akan mau berpolitik lagi," tandasnya.

Editor: Redaksi