Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Desa Kiabu di Anambas Segera Terbebas dari Keterisoliran
Oleh : Nursali
Selasa | 18-11-2014 | 17:52 WIB
kiabu_kering.jpg Honda-Batam
Aktivitas warga Desa Kiabu di Kecamatan Siantan Selatan.

BATAMTODAY.COM, Tarempa - Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Kepulauan Anambas, Ody Karyadi, menjanjikan, dalam waktu dekat Desa Kiabu di Kecamatan Siantan Selatan akan terbebas dari keterisoliran. Dia mengaku telah lama berupaya agar desa tersebut mendapat layanan telekomunikasi yang selama ini menjadi keluhan warga desa.

"Insya Allah, dalam waktu dekat ini akan aktif jaringan telekomunikasi di desa tersebut," kata Ody kepada pewarta, saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (18/11/2014).

Ia menerangkan, bukan hanya Desa Kiabu yang belum dapat menikmati jaringan telekomunikasi layaknya di tempat-tempat lain. Ada dua desa serupa yang mengalami hambatan serupa, seperti Desa Telagak dan Desa Mengkait di Kecamatan Siantan Selatan.

"Jadi, kemarin sudah kita ajukan proposal tower bersama kepada Telkomsel. Akhirnya mereka menyetujuinya dan dalam waktu dekat ini mereka akan survei lokasinya. Mungkin dalam minggu ini mereka datang kemari," ujar Ody.

Ody juga meminta kerja sama dan dukungan dari warga Desa Kiabu dalam pembangunan tower nantinya. Dia berharap jangan sampai pasca pendirian bangunan tersebut menimbulkan permasalahan di tengah masyarakat itu sendiri.

"Karena dulu sewaktu tower hendak didirikan, banyak yang ribut sana-sini. Saya sudah upayakan ini. Jadi, tolong kerja samanya," pinta Ody.

Sebelumnya diberitakan, Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Iskandar, mengatakan desanya sangat terisolir karena informasi yang masuk ke desa tersebut sangat terhambat. Bahkan tak jarang ia menerima info jauh hari setelah kejadian.

Begitu juga sebaliknya informasi yang bersumber dari desa tersebut lambat diterima oleh warga yang berdomisili di desa-desa lainnya.

"Sekarang, desa kami sudah terisolir. Semua informasi yang datang pasti telat. Kita sudah nggak bisa lagi sekarang berikan informasi tepat waktu," kata Iskandar saat menyambangi pewarta di rumah makan Laluna, Tarempa.

Ia mengatakan, dulunya di desa tersebut sempat dibangun tower telekomunikasi untuk keperluan komunikasi dari VSAT meskipun kapasitas kuota VSAT tersebut terbatas hanya 5 - 6 pengguna. Namun, baginya itu sudah membantu karena desa tersebut merupakan salah satu desa yang
terdepan dari kabupaten ini.

"Masih mending ada VSAT dulu, bisa nelepon, paling tidak SMS-lah. Sekarang sudah jadi hiasan," ujarnya.

Yang parah, katanya, jika terjadi sesuatu yang sangat darurat seperti warga melahirkan dan sakit parah --yang perlu mendapat perawatan medis di puskesmas maupun rumah sakit. Warga tidak dapat menghubungi tim medis untuk mendapatkan pertolongan dan bahkan tidak bisa menghubungi kapal ambulan untuk mengangkut pasien yang sekarat tersebut.

"Masalahnya tidak ada pompong (kapal kayu, red) ke Tarempa. Jadi, kita harus nunggu lama. Kalau tidak kita kirim orang ke Tarempa untuk cari bantuan. Ditambah lagi jalan dari Kiabu ke Tarempa yang lama. (*)

Editor: Roelan