Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Gara-gara Berbelok di Depan Markas, Mahasiswa Stisipol Babak Belur Dihajar Oknum Perwira TNI
Oleh : Charles Sitompul
Minggu | 09-11-2014 | 21:16 WIB
mahasiswa babak belur.jpg Honda-Batam
Dedi Wijaya, yang babak belur dihajar oknum perwira TNI AL di Tanjungpinang.

BA‎TAMTODAY.COM, Tanjungpinang - Hanya karena berbelok di depan markas tentara, seorang mahasiswa Stisipol, Dedi Wijaya (22), babak belur dihajar oknum perwira TNI-AL berpangkat kapten berinisial Kh, di Jalan Yos Sudarso, Batu Hitam, sekitar 100 meter dari gerbang Mako Lantamal IV Tanjungpinang, Jumat (7/11/2014) malam. 

Akibat penganiayaan oknum perwira TNI itu, wajah Dedi mengalami luka dan lebam, bahkan mengeluarkan darah segar dari bagian pelupuk matanya.

Ditemui di kediamnnya, Jalan Anggrek Merah, Gang Putri Hijau nomor 18, Tanjungpinang, Dedi yang didampingi orang tuanya, Rabusalim, mengatakan kronologi kejadian pemukulan dan penganiayaan yang dilakukan oknum Kapten Kh terhadap dirinya, terjadi ketika mahasiswa ini usai shalat magrib mau menjemput adik sepupunya di rumah temannya, kawasan Batu Hitam. 

"Tapi karena nggak tahu rumahnya, saya kelewatan hingga ke arah Jalan Usman Harun, depan Gapura Danlantamal IV TNI-AL," kata Dedi. 

Awalnya mahasiswa semester VI Stisipol ini hanya menumpang memutar mobil yang digunakannya d ipinggir jalan depan Gapura Mako Lantamal IV Tanjungpinang itu, hingga dua kali. Pertama berbelok di simpang tiga‎ Gapura Mako Lantamal itu, Dedi mengaku tidak ada ditegur. 

"Karena belum tahu lokasi tempat rumah kawan adik saya saat itu, saya berbelok lagi, lalu saya langsung diteriaki, hei...hei...hei..!. Saat itu saya takut dan tetap jalan ke arah Jalan Yos Sudarso," ujar Dedi.

Selanjutnya, dua orang oknum TNI akhirnya mengejar dan mendatanginya. Sekitar 100 meter dari Pos Mako Lantamal IV, mobil Feroza bernomor polisi BP 1689 QW yang digunakan Dedi langsung langsung disetop. Sambil menendang pintu mobil yang digunakan Dedi, oknum perwira berinisal Kh itu langsung memarahinya. 

"Kamu ngapain, mau main-main di markas saya ya...? Turun kamu....," kata Kh itu emosi, sebagaimana diceritakan Dedi pada wartawan.

Saat itu, kata Dedi, Kh langsung menganiaya dirinya dengan cara memukul dan menendang hingga babak belur. Bahkan kelopak matanya mengeluarkan darah. 

"Saya saat itu sempat minta-minta ampun dan mohon maaf, dan mengaku tidak tahu kalau di areal itu tidak ‎boleh berbelok. Tapi saya tetap dipukuli sama perwira itu," ujar Dedi. 

‎Selesai memukuli dan menganiaya, selanjutnya oknum perwira TNI-AL itu memaksa Dedi ke Pos Jaga Mako Lantamal, bersama adiknya yang saat itu sudah ketemu. Korban disuruh berbelok, dan diminta memperhatikan rambu-rambu lapangan berbelok di simpang tiga jalan tersebut. 

"Saya diminta berbelok dan memperhatikan rambu-rambu di sana. Kalau lihat ini, dilarang berbelok di sini, kata perwira itu dan saya saat itu saya juga minta-minta maaf," kata Dedi.

Setelah penganiayaan itu, selanjutnya Dedi dibawa berobat ke RSAL Suratani Midiyanto. Setelah luka dan muka korban dibersihkan, selanjutnya oknum perwira Kh itu mengatakan pada korban kalau bukan karena kejadian itu, dirinya tidak mengenal Dedi.

"‎Kalau bukan karena kejadian ini, kamu tidak kenal dengan saya kan. Siapa nama orang tuamu, nanti ceritakan sejujurnya pada orang tuamu ya," ujar Dedi menirukan perwira itu.

Tidak terima dengan perlakuan itu, Rabusalim dan isterinya, Tunik Triwiana melaporkan kejadian tersebut ke Denpomal TNI-AL. 

"‎Seharusnya seorang perwira seperti dia memberikan contoh yang bagus pada masyarakat. Dan jika anak saya salah, hendaknya diperingatkan atau dilakukan penahanan mobil yang digunakan, dan bukan melakukan penganiayaan," kata Rabusalim. 

Keangkuhan oknum perwira TNI-AL ini, tambah orang tua korban, juga ditunjukan ketika Rabusalim menanyakan perihal kejadian penganiayaan anaknya pada Kh. Saat itu, oknum perwira Kh mengatakan, "Kamu mau lapor sampai ke Tuhan pun silakan, itu hakmu," kata Rabusalim menirukan ungkapan perwira Kh itu pada dirinya. 

"Atas dasar itu, dugaan penganiayaan ini kami laporkan ke POMAL, dan anak saya sudah diperiksa penyidik POMAL selama 2 jam lebih. Selain itu, penyidik POMAL juga sudah melakukan visum atas luka yang diderita anak saya di Rumah Sakit TNI-AL," kata dia.

Komandan Lantamal IV TNI-AL Tanjungpinang Laksamana Pertama Sulistiyanto, membenarkan, jika oknum perwira Kh itu adalah anggota TNI AL. Dan mengenai dugaan penganiayaan yang dilakukan, Sulistiyanto menyatakan, jika memang anggota tersebut bersalah akan diambil tindakan sesuai dengan perbuatannya. 

"Kalau yang bersangkutan (oknum TNI-AL) bersalah akan kita ambil tindakan, dan dihukum sesuai dengan aturan yang berlaku," ujar Sulistiyanto.

Terpisah, Komandan POMAL Mayor Laut Pelaut PR. Adi Prasetidjo membenarkan adanya laporan warga atas dugaan penganiayaan yang dilakukan oknum TNI-AL tersebut, dan saat ini pihak penyidik POMAL sudah melakukan pemeriksaan. "Laporannya sudah kita terima, dan saat ini sedang diproses," kata dia.

Editor: Dodo