Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Merasa Dikhianati, Alasan SPSI Batam Tak Ikut Demo Kawal UMK 2015
Oleh : Roni Ginting
Kamis | 06-11-2014 | 17:02 WIB
subri_wijanarko_spsi.jpg Honda-Batam
Subri Wijanarko, Ketua PC FSP Pariwisata SPSI Kota Batam.

BATAMTODAY.COM, Batam - Aksi demo di kantor Wali Kota Batam pada Kamis (6/11/2014), ternyata tak diikuti seluruh elemen, termasuk buruh yang tergabung dalam Serikat Pekerja Seluh Indonesia (SPSI) tidak ikut ambil bagian.

Hal tersebut karena SPSI merasa telah dikhianati oleh oknum petinggi serikat buruh yang melakukan pertemuan diam-diam dengan Wali Kota Batam di Restoran Sanur Batam Centre.

Dijelaskan Setia Putra Tarigan, Ketua DPC FSP NIBA SPSI Batam, awalnya aliansi serikat pekerja termasuk SPSI mengadakan pertemuan dan sepakat akan turun aksi mengawal UMK tanggal 6 November 2014. Selain itu ada kesepakatan bahwa setiap ada informasi dari pihak tertentu, harus memberitahu serikat pekerja lainnya.

Akan tetapi dalam perjalanan, tanggal 4 November ternyata ada oknum petinggi serikat pekerja yang dihubungi oleh Wali Kota Batam dan mengadakan pertemuan di Sanur Restoran. Hal itu tidak diberitahukan ke serikat pekerja lain.

"Pertemuan diam-diam dengan oknum tertentu. Bahkan dalam pertemuan tersebut Dewan Pengupahan juga tidak tahu. Setelah kita kroscek ternyata benar ada pertemuan tersebut," kata Putra Tarigan kepada wartawan.

Di samping itu, surat pemberitahuan yang seharusnya diberikan 3x24 jam sebelum aksi demo ternyata tak kunjung diserahkan ke Polresta karena salah satu serikat pekerja belum menandatangani.

"Kita kaget dan pertanyakan teman-teman kenapa surat tersebut belum sampai," ujar Putra Tarigan.

Akhirnya SPSI menyatakan tidak turun aksi karena melihat perjuangan tersebut tidak lurus lagi. "Aksi hari ini kami (SPSI) putuskan tidak turun. SBSI juga memutuskan tidak turun," katanya.

"Bukan berarti kita tidak serius dalam perjuangan UMK. SPSI akan turun aksi tanggal 10 nanti," tambahnya.

Hal senada dikatakan oleh Subri Wijanarko, Ketua PC FSP Pariwisata SPSI Kota Batam. Ia mengatakan untuk pembahasan UMK sudah percayakan kepada Dewan Pengupahan Kota sebagai perwakilan buruh, seharusnya apabila wali kota ingin melakukan negosiasi dengan DPK dan dilakukan secara terbuka bukan dengan pimpinan serikat pekerja.

"Kita menyesalkan tindakan wali kota yang kami nilai ingin memecah belah serikat. Kalau mau bahas undang semuanya," tegas Subri.

Ia melanjutkan, meski tidak ikut aksi demo mengawal UMK Rp3,3 juta seperti usulan DPK, pihaknya tetap akan turun aksi mengingat besaran UMK dari buruh sudah diperhitungkan dengan kenaikan BBM dan inflasi di dalamnya.

"Kita tetap akan mengawal sampai di tingkat provinsi," kata Subri yang juga didampingi ketua konfederasi SPSI lainnya.

Editor: Dodo