Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Singapura Larang Sisha Mulai Akhir Bulan Ini
Oleh : Chaerul Anwar
Rabu | 05-11-2014 | 08:04 WIB
Shisha-Pic1.jpg Honda-Batam
Shisha. (Foto: Istimewa).

BATAMTODAY.COM, Singapura - Pemerintah Singapura bakal melarang impor, penggunaan dan penjualan sisha, gaya merokok ala Arab, mulai akhir bulan ini. Kementerian kesehatan Singapura (MOH) menilai, sisha tidak kalah berbahaya daripada bentuk-bentuk lain dari penggunaan tembakau.

Menurut Survei Kesehatan Nasional 2010, sebanyak 7,8 persen dari orang dewasa berusia 18-29 tahun kadang-kadang merokok shisha, dibandingkan dengan 1 persen di antara orang yang lebih tua. Survei Kesehatan Siswa menemukan bahwa proporsi siswa yang menggunakan produk tembakau alternatif, termasuk shisha, telah meningkat dari 2 persen pada 2009, menjadi 9 persen pada 2012.

Dr Muhammad Faishal Ibrahim, Sekretaris MOH mengatakan, mengingat risiko kesehatan yang berhubungan dengan shisha dan untuk mencegah peningkatan penggunaannya, larangan itu akan dilakukan akhir bulan ini.

"Namun, sebagai ukuran sementara, importir tembakau dan pengecer berlisensi yang mengimpor atau menjual tembakau shisha tembakau akan diizinkan untuk melanjutkan mengimpor dan mengecer tembakau shisha tembakau sampai 31 Juli 2016," kata Faishal, seperti dilansir Channel NewsAsia.

Beberapa pengecer di Kampong Glam yang berbicara kepada Channel NewsAsia mengatakan, seharusnya peraturan ketat seperti membatasi penjualan shisha pada jam-jam tertentu harus diterapkan, bukan larangan total. Mereka mengatakan, langkah ini juga akan mempengaruhi karakter daerah yang dikenal dengan masakan dan budaya Arabnya.

"Ketika orang berpikir tentang Arab Street, hal ini terutama tentang makanan Mediterania, minuman non-alkohol dan shisha. Itu semua sebagai paket," kata Muzaffar Mahamood, pemilik Ambrosia. "Jadi tiba-tiba, larangan diberlakukan, dan shisha telah dibawa pergi. Saya tidak tahu bagaimana orang akan bereaksi terhadap ini."

Pada halaman Facebook Channel NewsAsia, banyak menyatakan kecewa bahwa shisha telah dilarang, dengan alasan bahwa orang dewasa harus memiliki hak untuk melakukan pilihan. Beberapa di antaranya mengatakan, larangan tersebut harus ditinjau ulang, dan bahwa rokok harus dilarang juga. (*)

Editor: Dodo