Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Pemerintah Berencana Alihkan Subsidi BBM ke Pupuk, Benih, dan Irigasi
Oleh : Redaksi
Selasa | 04-11-2014 | 15:43 WIB
jokowi dalam rakornas.jpg Honda-Batam
Presiden Joko Widodo saat membuka rakornas Kabinet Kerja yang dihadiri oleh gubernur dan Kapolda seluruh Indonesia, serta para menteri Kabinet Kerja, di Istana Negara, Jakarta, Selasa (4/11/2014). (Foto: ist)

BATAMTODAY.COM, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) sejak jauh hari sudah memberi sinyal untuk menghapus subsidi bahan bakar minyak (BBM) karena dinilai tidak tepat sasaran. Pemerintah pun berencana mengalihkan subsidi BBM ke kegiatan yang produktif seperti subsidi pupuk dan benih, irigasi, dan bendungan.

"Pemerintah menargetkan tida tahun mendatang Indonesia bisa swasembada pangan. Bukan hanya beras namun komoditas pangan lainnya," papar Jokowi, saat membuka rapat koordinasi nasional (rakornas) Kabinet Kerja yang dihadiri oleh gubernur dan Kapolda seluruh Indonesia, serta para menteri Kabinet Kerja, di Istana Negara, Jakarta, Selasa (4/11/2014).

Pada kesempatan itu Jokowi menyinggung postur APBN saat ini yang makin berat, terutama karena besarnya subsidi untuk BBM dan pembiayaan pembangunan infrastruktur. "Coba bandingkan, selama lima tahun subsidi BBM Rp714 triliun, sedang untuk kesehatan hanya Rp202 triliun, kemudian insfrastruktur Rp577 ttiliun. Ini yang mau kita buka terkait subsidi. (Subsidi) ini hanya dibakar-dibakar saja," kata Jokowi, yang dikutip dari laman Sekretaris Kabinet.

Jokowi meminta para gubernur untuk memahami dan menjelaskan kepada masyarakat masalah besarnya subsidi BBM yang melebihi anggaran untuk kesehatan dan pembiayaan infrastruktur itu. "Sebesar 71 persen yang menikmati subsidi menengah ke atas. Ini hasil studi," papar Jokowi.

Karena itu, kata Jokowi, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan Perumahan Rakyat (Kemen PU dan Pera) bersama dengan Kementerian Pertanian (Kementan) akan melakukan perbaikan yang terintegrasi dengan program pemerintah provinsi, kabupaten dan kota. Subsidi BBM akan diarahkan kepada mesin kapal dan pendingin ikan. Kemudian, penambahan modal usaha mikro, dan juga tambahan biaya infrastruktur.

"Infrastruktur seperti pelabuhan dan targetnya ada 24 yang diperluas dan dibangun melalui investasi," kata Jokowi seraya berharap dipermudahnya masalah perizinan dan pembebasan.

Jokowi juga menyampaikan tantangan ekonomi baik eksternal maupun internal yang membuat defisit neraca berjalan. "Faktor eksternal menyangku masalah suku bunga The Fed, harga komoditas global stagnan. Adapun faktor internal menyangkut besarnya subsidi BBM, dan defisit neraca berjalan," terangnya. (*)

Editor: Roelan