Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Usulan UMK Batam dari Pengusaha Dinilai Tak Masuk Akal
Oleh : Irwan Hirzal
Jum'at | 31-10-2014 | 14:13 WIB

BATAMTODAY.COM, Batam - Nilai upah minimum Kota Batam tahun 2015 yang diusulkan oleh pengusaha sebesar Rp2.148.000, lebih kecil dari upah minimum tahun ini, dinilai tak masuk akal. Serikat pekerja dari SPSI maupun SPMI pun menyampaikan protesnya.

Ketua SPSI Batam, Syaiful Badri, menyatakan, nilai UMK yang diajukan oleh pengusaha itu sangat tidak berdasar dan tak realistis dengan kondisi di Batam. "Pengusaha mengusulkan UMK hanya mengedepankan ego mereka, tak melihat realitas pekerja. Mereka menentukan UMK hanya berdasarkan ego atau kemauannya dengan mengesampingkan aspek kesejahteraan pekerja," kata Syaiful, Jumat (31/10/2014).

Tidak masuk, kata dia, karena dalam sejarah yang ada di Indonesia belum ada satu pun UMK yang semakin menurun. Syaiful menilai pengusaha dalam mengeluarkan angka UMK Batam untuk tahun 2015 tak melihat aspek inflasi atau daya beli masyarakat Batam saat ini.

"Makanya tak ada kesepakatan karena memang pengusaha suka-suka mereka saja. Kuncinya saat ini ada di sikap Wali Kota Batam dalam menentukan UMK yang akan direkomendasikan ke Gubernur Kepri," ujarnya.

Menurutnya, wali kota harus berani bersikap tegas dalam mengambil dan memutuskan UMK serta harus realistis dan logis. Wali kota juga dianggap lebih tahu seperti apa kondisi masyarakat pekerjanya di Batam.

Karena itu, katanya, jika wali kota menentukan sikap yang tidak realistis, jangan disalahkan jika nanti pekerja akan mengambil sikap yang tak realistis dan tak logis. "Itu bukan ancaman tapi itulah realita yang akan ada kalau wali kota tidak realistis dalam menentukan UMK Batam," kata Syaiful.

Hal serupa juga disampaikan perwakilan SPMI Batam, Mustofa. Dia menuturkan, UMK tahun depan yang disampaikan pihak pengusaha lebih kecil dari pada nilai UMK tahun ini adalah sangat tidak masuk akal.

"Kami dari serikat pekerja atau buruh tetap tak akan mengubah angka UMK Batam tahun depan di atas Rp3 juta. Angka itu sudah logis karena BBM juga akan naik," ujar Mustofa.

Apabila Wali Kota Batam nantinya merekomendasikan nilai UMK Batam jauh dari harapan masyarakat pekerja di Batam, kaktanya, maka tak salah apabila buruh akan mengambil sikap berontak. "Kita akan melakukan aksi besar-besaran. Kalau perlu jalan di Batam ini kita lumpuhkan," pungkasnya. (*)

Editor: Roelan