Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Uni Eropa Target Penurunan Emisi 40 Persen
Oleh : Redaksi
Senin | 27-10-2014 | 09:23 WIB
polusi_merkuri.jpg Honda-Batam
Ilustrasi.

BATAMTODAY.COM - Uni Eropa hendak mendemonstrasikan kemampuan untuk bertindak, dengan kesepakatan perlindungan iklim yang dicapai di Brussel setelah perundingan alot.


Diputuskan penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 40 persen hingga 2030 dibanding emisi 1990. Kontribusi energi terbarukan ditarget 27 persen dan juga sasaran 27 persen efisiensi energi. "Tidak mudah, tapi ini keputusan yang ambisius, fair dan ongkosnya lebih efisien", ujar presiden Uni Eropa, Herman van Rompuy.

Jerman dan Perancis menjadi pendukung utama bagi tercapainya sasaran ambisius Uni Eropa tersebut. Sementara di pihak lain, Polandia dan Inggris menjadi penghalang terbesar bagi penetapan perlindungan iklim yang dinilai cukup berat.

Kompromi yang diambil adalah, seluruh 28 negara anggota Uni Eropa dibebani target yang berbeda-beda untuk mencapai kontribusi penurunan emisi hingga 40 persen. Tergantung dari situasi ekonomi serta kondisi sektor energi di negara bersangkutan. Pada prinsipnya, negara-negara anggota baru Uni Eropa dari kawasan timur Eropa dibebani target lebih ringan dibanding anggota lama di barat, yang tergolong negara industri.

Menanggapi hasil pertemuan kepala negara dan kepala pemerintahan Uni Eropa itu, Parlemen Eropa juga menuntut agar target yang ditetapkan juga bersifat mengikat bagi negara anggota. Selain itu fraksi partai Hijau di parlemen Eropa mengritik target penurunan suhu pada kisaran 2 derajat sebagai sasaran yang lemah.

Harus jadi panutan
Presiden Perancis, Francois Hollande pada awal konferensi di Brussel mengingatkan, Eropa harus memberikan contoh bagus bagi kawasan lain di dunia, yang belum siap menerapkan target perlindungan iklim. "Kita harus meyakinkan Cina dan Amerika Serikat", ujar presiden Perancis itu. Cina dan AS adalah dua negara penghasil emisi terbesar sedunia. Saat ini kontribusi Eropa hanya 10 persen emisi gas rumah kaca global.

Hollande menyasar suksesnya KTT Iklim PBB yang akan digelar di Paris akhir tahun 2015. Kesepakatan Iklim Paris ditarget menjadi pengganti Protokol Kyoto. Dalam konferensi diharapkan ditetapkan kesepakatan baru perlindungan iklim global, menggantikan Protokol Kyoto dari tahun 1997.

Namun dalam KTT di Brussel juga muncul tuntutan untuk menyelaraskan target perlindungan iklim dengan kondisi nyata ekonomi serta industri di Eropa. Mengingat krisis keuangan berkepanjangan, para kepala negara dan pemerintahan menekankan prioritas pertumbuhan ekonomi di depan target perlindungan iklim.

Perhimpunan pelindung lingkungan juga menanggapi prioritas laju pertumbuhan ekonomi, dengan saran menanam investasi lebih besar di sektor energi terbarukan dan teknologinya yang akan menciptakan lapangan kerja baru serta peluang pemasukan dari ekspor.

Komisi Uni Eropa senada dengan itu meyakini investasi di bidang perlindungan iklim bisa menciptakan 1,5 juta lapangan kerja baru. Taksiran optimisitis komisi menyebutkan, jika kondisi ini bertahan, hingga tahun 2050 bahkan dapat memicu penurunan emisi hingga 80 persen.

Sumber: Deutsche Welle