Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

FGD Mahasiswa UPB Bahas Konsep Persatuan
Oleh : Saibansah Dardani
Senin | 27-10-2014 | 08:11 WIB
FGD_Pancasila.jpg Honda-Batam
Focus Group Discussion (FGD) yang mengangkat tema "Membumikan Persatuan dalam Kerangka Pancasila".
 di kampus Universitas Putra Batam (UPB).

BATAMTODAY.COM, Batam - Mahasiswa Universitas Putra Batam (UPB) menggelar Focus Group Discussion (FGD) yang mengangkat tema "Membumikan Persatuan dalam Kerangka Pancasila".


FGD Pancasila itu digelar di Kampus UPB Nagoya Batam, akhir pekan lalu yang menghadirkan  pembicara, Ketua Jurusan Komunikasi UPB, Angel Purwanti, S.Sos, M.i. Kom. 

Angel Purwanti dalam paparannya mengungkapkan keluasan wilayah geografis Indonesia dengan lautnya. Dengan luas yang begitu luasnya, maka Indonesia memiliki sejumlah daerah yang berbatasan langsung dengan negara tetangga. Salah satunya adalah Batam. "Inilah yang menjadi tantangan bagi Presiden Jokowi untuk mengelola negara dengan jumlah pulau sebanyak itu," papar Angel Purwanti. 

Sementara itu, Chandra, Dosen Universitas Putra Batam (UPB) yang hadir dalam diskusi itu mengatakan, membumikan Pancasila itu harus dimulai dari akar rumput, down to earth. Sehingga, konsep dan nilai-nilai Pancasila itu tidak berada di awang-awang saja. Khususnya bagi kalangan generasi muda. 

Ditambahkan Chandra, kalau kita ingin membumikan Pancasila, maka kita harus down to earth. Maka, konsep kepemimpinan Presiden Jokowi yang blusukan ini tepat. 

"Sesuai dengan fokus kita membumikan Pancasila. Maka, kita tidak bisa paksakan orang Papua untuk pakai baju, karena itu adalah kebiasaan mereka. Jadi, yang terpenting itu bagaimana kita concern merayakan perbedaan dan keberagaman," paparnya. 

Diskusi yang dihadiri oleh para mahasiwa dan dosen UPB itu melahirkan suasana yang dinamis. Karena para mahasiswa memiliki pandangan yang beragam mengenai konsep persatuan dalam kerangka Pancasila.

Seperti yang diungkapkan Selly, mahasiswi yang hobi mengoleksi kartu pos. Menurutnya, membumikan Pancasila itu simpel, konsepnya itu gotong royong. Dengan kartu-kartu pos kita bisa menyatukan Indonesia, karena masing-masing daerah memiliki budaya sendiri-sendiri. "Dulu gotong royong itu masih sering kita lakukan, sekarang hal itu sudah mulai jarang. Masyarakat lebih memilih untuk membayar saja," ujarnya Selly. 

Sementara itu, mahasiswa UPB lainnya, Marcella memandang, bahwa Pancasila mengajarkan konsep pluralisme. Karena Indonesia itu terdiri dari beragam suku, ras dan agama.

Kalau dilihat daerah-daerah perbatasan itu sulit terjangkau oleh pusat. Sebenarnya, Pancasila itu bisa kita tanamkan sejak dini kepada anak-anak, sehinga kalau mereka sudah mendapatkan nilai-nilai Pancasila itu sejak dini, nantinya mereka bisa memiliki mindset yang terbuka dan bisa merima pluralisme. "Kalau kita mengakui semua agama, seharusnya tidak perlu terjadi konflik antar agama atau konflik antar ras," tutur Marcella. 

Diskusi Pancasila ini ditutup dengan empat kesimpulan, salah satunya adalah membuka mindsite generasi muda untuk lebih terbuka menerima perbedaan di tengah-tengah masyarakat Indonesia itu sebagai satu kekuatan. Karena perbedaan itu bukanlah pintu menuju perpecahan, tapi justru sebaliknya, perbedaan itulah kekuatan bangsa Indonesia. Begitulah inti dari membumikan persatuan dalam kerangka Pancasila itu.

Editor: Dodo