Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Inilah Kemungkinan Penyebab Anak Anda Suka Mengunyah Baju, Pensil atau Pasir
Oleh : Redaksi
Sabtu | 25-10-2014 | 09:52 WIB
Zach_Tahir_with_mum_Rachel.jpg Honda-Batam
Foto ilustrasi/net

BATAMTODAY.COM - ANDA sebagai orang tua tentu sering bertanya-tanya, mengapa anak Anda yang autistik itu suka mengunyah benda-benda seperti rambut, pakaian, jari, pensil, pasir dan lainnya? Ini sebenarnya masalah umum yang terjadi pada anak-anak dengan gangguan spektrum autisma, ADHD dan gangguan sensoris.

Terdapat beberapa alasan mengapa anak-anak yang mengunyah. Namun perlu dibedakan dengan anak-anak autis yang suka menggigit tangannya. Kondisi seperti ini hanya muncul ketika anak autis tantrum (mengamuk) dan sulit mengontrol dirinya untuk melepaskan energi yang meledak-ledak itu.

Jika Anda adalah orang tua anak yang bersangkutan, pastikan untuk berbicara dengan dokter anak Anda untuk menyingkirkan masalah medis yang mungkin muncul.

Berikut adalah alasan yang paling umum anak suka mengunyah seperti dilansir National Autism Resources:

1. Mengunyah dapat menenangkan. Pikirkan tentang hal ini ketika Anda makan, maka Anda cenderung untuk bersantai. Tindakan mengunyah bisa menjadi cara bagi anak-anak untuk menenangkan diri.

2. Mengunyah juga dapat membantu anak-anak fokus. Siswa dapat mengunyah pakaian mereka di sekolah sebagai cara untuk membantu mereka tetap fokus dan memperhatikan pelajaran.

3. Anak-anak yang mengunyah pakaian mereka atau barang-barang non-makanan karena mereka memiliki masalah dengan gigi. Kami telah mendengar dari banyak guru dan terapis bahwa anak-anak mulai mengunyah ketika gigi geraham mulai tumbuh atau geraham mereka berongga. Kondisi ini bisa terbukti terutama dari anak yang nonverbal dan mungkin tidak dapat untuk menyatakan bahwa mereka mengalami masalah dalam mulut mereka.

4. Beberapa terapis telah menyarankan bahwa ada kaitan antara anak-anak yang minim melakukan aktivitas fisik dengan mengunyah. Teorinya adalah bahwa setiap orang perlu bergerak. Karena itu, pada anak-anak yang memiliki masalah dengan gerakan, mengunyah dapat sebagai cara untuk melepaskan energi terpendam.

5. Beberapa anak mungkin mengunyah pakaian mereka karena mereka perlu untuk merangsang otot-otot rahang mereka. Hal ini terutama berlaku dari anak-anak yang diet makanan lembut atau bubur.

6. Anak dapat mengunyah karena mereka memiliki pica atau gangguan makan. Pica ini bisa diartikan sebagai dorongan untuk memakan atau menelan barang-barang yang bukan makanan. Dorongan yang kuat ini yang ditemukan pada pasien yang didiagnosis dengan pica bisa terkait dengan keadaan kekurangan gizi, seperti anemia defisiensi zat besi; juga bisa terkait dengan kehamilan; atau dengan keterbelakangan mental atau penyakit jiwa.


Sedikit Info tentang Pica

Dikutip dari Special Needs Resources, perilaku pica terkait sering terjadi pada anak-anak atau wanita hamil karena gizi buruk, terutama kekurangan zat besi, seng atau mineral lainnya dalam makanan. Pagophagia, patologi konsumsi es, biasanya terkait dengan anemia.

Dalam banyak budaya di seluruh dunia, beberapa jenis pica adalah bagian dari ritual keagamaan atau penyembuhan, dan dianggap sesuai dalam konteks itu. Pada anak-anak di bawah usia 2 tahun, sesekali memakan barang-barang non-makanan ini merupakan bagian normal dari perkembangan sensorik. Namun pica adalah perilaku berbahaya jika terus terjadi lebih dari satu bulan.

Penyebab Pica
Pica paling sering terjadi pada orang dengan cacat perkembangan, cedera otak, gangguan kejang, gangguan obsesif-kompulsif dan skizofrenia. Menurut National Autism Centre, kondisi berikut kemungkinan menjadi penyebab pica.

Komplikasi dari Pica
Pica sangat berbahaya karena dapat menyebabkan:
* Cedera gigi jika yang dimakan barang keras atau barang abrasif
* Penyumbatan usus atau sakit perut
* Luka yang membutuhkan operasi darurat
* Infeksi parasit dari makan kotoran atau feses
* Keracunan timbal dari makan kerak cat atau kotoran pinggir jalan

Perawatan Medis
Penting untuk berkonsultasi dengan dokter tentang pica sebelum memulai pengobatan. Dokter mungkin akan menguji keracunan timbal atau jenis racunnya. Selain itu, akan ada tes untuk gizi buruk, dan vitamin dapat diresepkan.

Dalam beberapa kasus di mana pica dikaitkan dengan gangguan perkembangan, dokter mungkin meresepkan obat. Karena ada begitu banyak jenis pica dan begitu banyak kemungkinan penyebabnya, dan dokter harus memperlakukan setiap kasus secara terpisah.

Terapi Aversi (Keengganan)
Perilaku yang terkait dengan pica dapat meningkat dengan cepat. Tempat yang baik untuk memulainya adalah dengan kunci untuk lemari di rumah. Maka rencana perilaku perlu dibuat dengan tujuan mengurangi atau menghilangkan pica.

Bentuk ringan dari erapi aversi biasanya direkomendasikan oleh psikolog untuk perilaku yang tidak aman seperti pica. Pada May Institute di Massachusetts, guru mengembangkan rencana di mana seorang anak yang makan non-makanan berhasil dihentikan dan diminta untuk membuang barang itu 10 kali setiap memakannya.

Dalam psikologi, ini dikenal sebagai "praktik kontingen" atau "latihan kontingen". Variasi ini akan menghentikan anak dan butuh tindakan dengan, misalnya, ia mencuci pasir atau kotoran dari wajahnya, dan untuk menutup kotak makan setiap kali terjadi anak makan barang non-makanan lagi.

Bagian yang sulit adalah bahwa pengawasan secara konstan diperlukan untuk mencegah mengumpulkan barang-barang non-makanan. Dorongan positif untuk mengonsumsi makanan bergizi dapat membuat rencana perilaku tersebut menjadi lebih efektif. Reward yang diberikan bisa berupa musik, menari atau kegiatan yang disukai lain yang tidak berhubungan dengan makanan.

Komunikasi

Antara 10 - 30 persen dari anak di bawah usia 6 tahun memiliki beberapa bentuk pica. Orang tua, profesional medis dan profesional pendidikan harus berkomunikasi secara terbuka satu sama lain tentang pica untuk menjamin keamanan anak. (*)

Editor: Roelan