Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Perempuan Hamil Terancam Depresi
Oleh : Redaksi
Senin | 20-10-2014 | 10:10 WIB
pregnancy-after-40.jpg Honda-Batam
foto: thepregnancyzone.com

BATAMTODAY.COM - SEBUAH laporan di Inggris mengatakan masyarakat "terkejut" dengan tingginya biaya yang dihabiskan untuk perawatan kesehatan mental bagi para ibu hamil dan yang baru melahirkan.

London School of Economics and the Centre for Mental Health di London, Inggris, menyebutkan biaya sebesar £8 milliar dialokasikan untuk menangani sejumlah kesehatan mental untuk semua proses kelahiran dalam satu tahun.
Departemen Kesehatan mengatakan bahwa itu merupakan upaya investasi dalam pelatihan kesehatan mental bagi para ibu hamil.

Satu dari lima wanita memiliki sejumlah masalah kesehatan mental selama kehamilan dan setelah melahirkan, seperti depresi, rasa cemas dan psikosis, semacam gangguan bipolar atau skizofrenia.

Sejumlah masalah kesehatan mental itu "sangat penting" untuk ditangani karena dapat mengganggu kesehatan sang ibu dan "karena hal itu telah terbukti membahayakan perkembangan emosional, kognitif dan bahkan perkembangan sang anak".

Meskipun demikian, menyusui ternyata dapat mengurangi depresi pasca melahirkan, ungkap sebuah penelitan yang dilakukan terhadap 14.000 ibu baru. Di lain pihak, risiko depresi meningkat pada wanita yang berencana menyusui namun tidak mampu melakukannya.

Penelitian, yang diterbitkan dalam jurnal Kesehatan Ibu dan Anak, menyerukan lebih banyak dukungan untuk para wanita yang tidak dapat menyusui.

Sebuah organisasi amal pengasuhan mengatakan kesehatan mental adalah "masalah besar" bagi banyak ibu.
Manfaat menyusui untuk kesehatan bayi sudah jelas dan Badan Kesehatan Dunia merekomendasikan pemberian ASI selama enam bulan pertama. Namun, sejumlah peneliti di Universitas Cambridge mengatakan dampak menyusui bagi ibu belum dipahami secara jelas.

Satu dari 10 wanita mengalami depresi setelah kelahiran anak mereka. Para peneliti yang menganalisa sekitar 13.998 kelahiran di Inggris bagian selatan menemukan risiko depresi berkurang 50 persen jika para wanita menyusui.

Dr Maria Iacovou, salah seorang peneliti, mengatakan kepada BBC, "Menyusui memiliki pengaruh lain, selain dari dampak perlindungan". Namun, dampak jangka panjang depresi setelah persalinan belum dapat diketahui karena sedikitnya jumlah perempuan dalam penelitian ini.

"Kita harus memberitahu para ibu bahwa menyusui banyak manfaatnya, tetapi hal yang perlu kita pikirkan kembali adalah memberikan lebih banyak dukungan kepada kaum ibu yang ingin menyusui namun tidak mampu, serta memastikan ada beberapa petugas kesehatan yang membantu para wanita ini," tambah Dr Iacovou. (*)

Sumber: BBC