Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

PLN dan BP Batam Dinilai Tak Serius Bahas UMK 2015
Oleh : Irwan Hirzal
Kamis | 16-10-2014 | 14:48 WIB

BATAMTODAY.COM, Batam - Badan Pengusahaan Batam dan PT bright PLN Batam dinilai tidak serius dalam mengikuti pembahasan upah minimum kota (UMK) tahun 2015 yang digelar kantor Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) di Sekupang. PLN dan BP Batam sudah dua kali absen dalam rapat tersebut.

Parahnya, kedua instansi tersebut juga tidak menitipkan data-data yang dibutuhkan jika pun mereka tidak bisa hadir. "Saya harapkan mereka serius dalam membahas UMK Batam 2015 ini, karena ini denyut nadinya pekerja," ujar Muhamad Mustopa, anggota Dewan Pengupahan dari unsur serikat pekerja, kepada BATAMTODAY.COM, Kamis (16/10/2014).

Mustopa juga menyayangkan tidak adanya data-data yang dibutuhkan diberikan oleh pihak BP Batam dalam pembahasan, seperti mengenai data investor yang masuk Batam maupun yang keluar.

Sementara itu pihak PLN juga seharusnya menjelaskan mengenai prediksi kenaikan tarif listrik di tahun 2015 mendatang. Pasalnya, kenaikan tarif listrik tidak bisa ditebak dan dipengaruhi oleh fluktuasi dolar serta harga minyak dunia.

"Kita butuh pemaparan tersebut lantaran itu merupakan salah satu item KHL. Pertemuan ketiga tadi hanya menghabiskan waktu saja karena unsur serikat tidak jadi memberikan pendapat lantaran data kita tidak lengkap akibat BP Batam dan PLN belum memaparkan data mereka," ujarnya.

"DPK dari unsur serikat pekrja membutuhkan data pasti. Kalau semua sudah memaparkan, serikat buruh tentunya akan memberikan pandangan," imbuh Mustopa.

Karena itu, agar pembahasan tak berlarut-larut, DPK akan mengambil data resmi langsung ke PLN dan BP Batam pada Senin (20/10/2014). "Jadinya pada Selasa kita bisa memaparkan pendapat dari beberapa unsur yang sudah memaparkan investasi di Batam," ujarnya.

Sementara itu, perwakilan Disperindag Batam paad rapat tersebut memaparkan mengenai harga sembako per bulan. Mereka mengaku harga sembako selalu diawasi dan dipantau.

"Sembako di Batam ada suplai dari daerah lain. Kalau suplainya banjir harga pasar akan turun. Kalau untuk impor itu haknya BP Batam meskipun yang mengajukan kuota itu dari Disperindag," kata perwakilan dari Disperindag Batam. (*)

Editor: Roelan