BATAMTODAY.COM, Batam - Kelas akselerasi atau penempuhan percepatan belajar selama dua tahun di jenjang pendidikan menengah resmi dihapus pada tahun pelajaran 2015. Sementara salah satu sekolah yang mengadakan kelas akseleras di Batam yakni SMAN 3.

"Penutupan kelas akselerasi di seluruh Indonesia beralasan kepada faktor sosial dan psikologi siswa yang menempuh belajar secara cepat itu," ujar Ahmad Jazidie, Direktur Jenderal Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, saat saat menggelar sosialisasi penerapan Kurikulum 2013 di Hotel Mercure, Batam, Selasa (14/10/2014).

Jazidie menilai, pendidikan dengan sistem percepatan hanya akan menguras tenaga dan pikiran siswa. Selain itu, peserta didik yang mempunyai kepandaian di atas rata-rata diharapkan bisa menularkan kepada teman sekelasnya.

"Pasti sekolah akselerasi itu hanya menguras pikiran siswa untuk terus bersaing dalam belajarnya sehingga interaksi sosial mereka pun akan berkurang," jelasnya.

Selain itu, imbuh dia, kelas akselerasi cenderung terus menekan siswa untuk belajar secara berlebihan. "Kalau interaksi sosial itu kurang, maka dampaknya pada ketidakcerdasan emosional peserta didik itu sendiri, sehingga jelas nantinya emosi siswa itu tidak terdidik dan kurang bagus," katanya.

Karena itu, katanya, dengan menutup kelas akselerasi, diharapkan dapat menciptakan keharmonisan hubungan sosial dengan intelektual siswa. "Kita maunya anak-anak kita itu dapat mempunyai intelektual dan jiwa sosial yang bagus," tambahnya.

Sementara itu kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Batam, Muslim Bidin, mengaku siap melaksanakan aturan tersebut. "Kami akan tetap mengikuti aturan dari pusat mengenai rencana pembubaran kelas akselerasi yang sudah terlanjur berjalan beberapa tahun ini di Batam yakni di SMAN 3 Batam," katanya. (*)

Editor: Roelan