Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Buta Selama 33 Tahun, Pria Ini Akhirnya Bisa 'Melihat' Lagi dengan Mata Bionik
Oleh : Redaksi
Selasa | 14-10-2014 | 15:43 WIB
bionic-eye.jpg Honda-Batam
Larry Hester tersenyum ketika bisa 'melihat' cahaya kembali. (Foto: AFP)

BATAMTODAY.COM - LARRY Hester kehilangan penglihatannya ketika memasuki usia 30-an akibat gangguan degeneratif yang disebut retinitis pigmentosa. Itu membuatnya hidup dalam kegelapan virtual selama hampir 33 tahun.

Namun, penjual ban dari North Carolina ini belakangan sudah mulai bisa "melihat" gadget mata bionik baru yang dikenal sebagai Argus II. Dalam video yang dibuat di Duke University Eye Center, Hester ditampilkan bisa melihat melalui mata bionik untuk pertama kalinya.

Ketika dokter menghidupkan perangkat, Hester mampu melihat cahaya lagi, yang membawa senyum gembira dan emosional ke wajahnya, sementara istrinya langsung memeluk dan menciumnya dengan haru.

Sistem Prostesis Retinal Argus II telah disetujui oleh FDA pada awal 2013 lalu, dan sejak itu telah mampu meningkatkan sistem visualnya. Ini merupakan perangkat implant pertama yang ditanamkan untuk mengobati orang dengan retinitis pigmentosa, yang dapat mempengaruhi orang-orang sedini remaja dan dua puluhan. Penyakit ini juga belum ada obatnya.

Argus II berupa perangkat elektronik kecil yang ditanamkan di mata, kamera video dalam kacamata, dan unit pemrosesan video yang dibawa oleh pasien. Kamera video dalam kacamata menyimpan gambar menjadi sinyal listrik lalu dikirim ke implan yang kemudian merangsang retina.

Fran Fulton, 66 tahun, pasien lain dengan retinitis pigmentosa, menerima Argus II awal tahun ini. Fulton juga mengungkapkan kegembiraan ketika gadget memungkinkannya untuk membedakan antara terang dan gelap. Dia mengatakan mampu melihat pintu dan berjalan lurus tanpa harus menggunakan tongkatnya.

"Setiap hari itu sangat menarik, dan tidak pernah dalam hidupku aku pernah berpikir sesuatu seperti ini bisa terjadi," katanya kepada BBC.

Meskipun pengguna Argus II hanya dapat membedakan antara cahaya dan bayangan, namun ini merupakan langkah maju yang besar bagi mereka; masa depan mereka terbentang di depan mata mereka.

"Ini sangat mendasar," kata Hester dalam video, mengungkapkan kekagumannya. "Lampu ini sangat mendasar dan mungkin tidak akan memiliki makna kepada orang lain. Tapi bagiku itu berarti aku bisa melihat cahaya. Dan kita bisa pergi dari sini," katanya. (*)

Editor: Roelan