Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Sekolah Berperan Penting untuk Bantu Perkembangan Mental Anak
Oleh : Redaksi
Jum'at | 10-10-2014 | 15:18 WIB

BATAMTODAY.COM - SEKOLAH ternyata memiliki peran penting bagi perkembangan mental anak. Para ahli mengatakan, sekolah bisa membantu 10 - 20 persen anak di seluruh dunia bagi perkembangan mental anak.

Dilansir dari HealthDay News, sekitar 75 persen orang dewasa yang memanfaatkan layanan pemulihan mental memiliki gangguan yang didiagnosis sebelum usia 18 tahun. Demikian hasil penelitian terbaru pada intervensi kesehatan mental di sekolah-sekolah yang diterbitkan di The Lancet Psychiatry, 7 Oktober 2014.

Menurut peneliti, di Amerika Serikat dan negara-negara kaya lainnya, hanya seperempat dari anak-anak dengan masalah kesehatan mental bisa didiagnosis atau diobati. Persentasenya jauh lebih rendah di negara-negara miskin.

"Penyakit mental sering dimulai pada masa remaja, tetapi tidak berakhir pada masa remaja. Itu adalah gangguan seumur hidup," kata Dr Mina Fazel, psikiater anak di University of Oxford di Inggris.

"Oleh karena itu penting untuk menemukan cara-cara inovatif dalam pendekatan pengobatan dan untuk merangkul orang-orang muda demi memaksimalkan pengembangan akademik, emosional dan sosial mereka. Dan sekolah merupakan tempat di mana anak-anak menghabiskan banyak waktu mereka," tambah Fazel.

Gangguan perilaku dan kecemasan merupakan masalah kesehatan mental yang paling umum dihadapi anak-anak sekolah. Depresi menjadi lebih umum di tahun-tahun terakhir, kata penulis.

Ggangguan kesehatan mental dapat menghambat banyak bidang perkembangan anak dan berdampak merusak di sekolah mereka, pilihan karir jangka panjang dan pergaulan, tulis Fazel dan rekan.

Sementara beberapa ahli menganjurkan skrining kesehatan jiwa secara rutin di sekolah-sekolah, kritikus justru khawatir tentang pelabelan dan dan menjadi stigma bagi siswa.

Sejumlah intervensi kesehatan mental telah diuji di sekolah, ruang kelas dan di antara siswa yang dipilih dan terbukti efektif, kata peneliti.

"Kami tahu apa yang berhasil, tapi di mana kita gagal menerapkan ini dalam skala besar di sekolah. Kita juga perlu kebijakan nasional untuk membantu pelayanan pendidikan dan kesehatan mental untuk bekerja lebih erat," kata Fazel. (*)

Editor: Roelan