Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Orang Singapura Tak Bisa Bertahan Tanpa Internet
Oleh : Redaksi
Rabu | 01-10-2014 | 14:53 WIB
internet-usage-data.jpg Honda-Batam
Ilustrasi: channelnewsasia.com

BATAMTODAY.COM, Singapura - Rata-rata orang di Singapura sudah kecanduan internet. Menurut studi global oleh penyedia layanan internet, Tata Communications, yang diumumkan pada Selasa (30/9/2014), 78 persen penduduk di Singapura akan bereaksi negatif jika tidak memiliki akses internet.

Bahkan, tingkat kecanduan internet warga Singapura lebih tinggi dibandingkan 64 persen responden global yang bereaksi negatif tanpa akses internet.

Disadur dari Channel NewsAsia, Tata Communication juga mencatat bahwa penduduk Singapura adalah salah satu pengguna internet paling aktif secara global, dengan 43 persen aktif menggunakan internet selama lebih dari enam jam per hari, tertinggi kedua setelah India. Menurut penelitian, hanya 29 persen dari responden global yang menghabiskan lebih dari enam jam di internet setiap hari.

Sementara, lebih dari sepertiga dari mereka yang disurvei akan melupakan alkohol untuk mendukung akses internet, sedangkan 20 persen bersedia mengorbankan cokelat untuk agar terkoneksi ke internet.

Singapura juga lebih bergantung pada internet dibandingkan dengan sebagian besar dunia. Responsen di Asia yang bergantung dengan akses internet hanya separuh responden di Singapura. Satu dari tiga penduduk di Singapura malah tak bisa bertahan tanpa internet.

Penduduk di India mampu bertahan selama 12 jam tanpa akses Internet. Hal ini dibandingkan dengan 86 persen dari Jerman, 77 persen dari Perancis, dan 75 persen responden dari Amerika Serikat.

Penelitian ini juga menyoroti bahwa hampir seperempat dari sekitar 1.000 responden Singapura tidak tahu bagaimana internet bekerja, sementara hampir tiga perempat dari yang disurvei tidak tahu modus tercepat pengiriman internet.

Secara global, hanya setengah dari responden survei akurat mengidentifikasi bahwa internet berada di jaringan yang terhubung data center, sementara 82 persen tidak tahu bahwa modus tercepat pengiriman internet ke perangkat mereka adalah melalui kabel bawah laut. (*)

Editor: Roelan