Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Belum Bisa Tangkap Nunun, Polri Berhasil Gulung 177 Penjahat WNA Buronan China
Oleh : Tunggul Naibaho
Sabtu | 11-06-2011 | 13:46 WIB

Jakarta, batamtoday - Kepolisian Republik Indonesia sungguh mampu menunjukan prestasi yang luarbiasa dan membanggakan ke negara sahabat, terutama China, karena dalam satu hari, Kamis lusa lalu, 9 Juni 2011, berhasil menangkap 177 WNA penjahat pelaku penipuan yang menjadi buruan Kepolisian negara Tirai Bambu itu, dari 17 titik berbeda di wilayah Jakarta dan Tangerang,

Pujian tersebut disampaikan Ketua Pembina Indonesia Police watch (IPW), Johnson Panjaitan, kepada batamtoday per telepon siang ini, Sabtu 11 Juni 2011.

"Luarbiasa, 177 penjahat berhasil ditangkap dari 17 titik berbeda, dan dalam operasi yang cuma satu hari," puji Johnson atas prestasi Polri tersebut.

Dan yang ditangkap Polri itu, tambah Johnson, manusia internasional, komunitas cyber, bahkan pelaku penipuan dalam dunia maya, bukan penjahat kelas jalanan, atau koruptor yang sudah bangkotan dan sakit-sakitan, kata dia.

"Kita patut acungkan jempol soal ini. Dan saya pikir pemerintah China dan pihak Kepolisian disana juga pasti menyatakan salut kepada jajaran Polri," kata Johnson.

Seperti diketahui, Mabes Polri melalui Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Komisaris Besar Boy Rafli Amar di Jakarta, Jumat sore 10 Juni 2011 sore, mengatakan bahwa Mabes Polri berhasil menangkap 177 penjahat berkewarganegaraan asing dari 15 titik di wilayah Jakarta dan Tangerang.

Para penjahat penipuan ini ditangkap di rumah yang mereka sewa di berbagai kompleks perumahan mewah seperti Pondok Indah dan Permata Hijau di Jakarta Selatan, Kelapa Gading dan Pantai Indah Kapuk di Jakarta Utara, serta Lippo Karawaci di Tangerang. Rumah sewa tersebut dilengkapi jaringan internet pita lebar.

Operasi penangkapan serupa juga dilakukan di Malaysia, Kamboja, Thailand, China, dan Taiwan. Operasi dilakukan serantak pada hari itu dan berhasil menangkap 598 tersangka, yang terdiri dari 410 warga Taiwan, 181 warga China, 3 warga Thailand, 2 warga Korea Selatan, serta masing-masing 1 warga Kamboja dan Vietnam. , jelas Boy Rafli.

Namun demikian, dibalik prestasi Polri berhasil menggulung penjahat internasional atas order China melalui interpol, Johnson memepertanyakan, mengapa Polri selalu gagal kalau memburu para koruptor yang lari keluar negeri, dan terakhir adalah soal menghilangnya Nunun Nurbaeti tersangka travel cheque dalam kasus pemilihan Feputi Senior Bank Indoensia, Miranda Goeltom.

"Tetapi mengapa Polri selalu gagal kalau menangkap koruptor yang berada di luar negeri? Kenapa? China menangkap penjahat yang diburunya di berbagai negara juga berkordinasi dengan interpol, Polri juga begitu, tetapi kenapa menangkap seorang tersangka seperti Nunun saja, yang cuma ibu-ibu dan sudah sakit-sakitan, gak becus. Ada apa?" tanya Johnson.

"Bagi saya gak ada gunanya prestasi operasi itu (menangkap 177 penjahat WNA), kalau belum belum berhasil menangkap Nunun," kata Johnson tandas.