Lulus Verifikasi Dewan Pers No.126/DP-Terverifikasi/K/X/2017

Gaji Tiga Bulan Tak Dibayar

Dua Buruh Bangunan Asal Garut Terlantar di Batam
Oleh : Irwan Hirzal
Sabtu | 27-09-2014 | 14:12 WIB

BATAMTODAY.COM, Batam - Dua orang buruh bangunan asal Garut, Jawa Barat, mengadu ke Polsek Sekupang, Sabtu (27/9/2014). Deni (22) dan Sugiono (20), kedua buruh bangunan yang juga kakak beradik ini mengaku telah diterlantarkan majikan mereka di Dabo, Kabupaten Lingga.

Mereka mengaku dipekerjakan sebagai buruh bangunan untuk membangun tempat sampah di Dabo sejak Juni hingga September 2014. Namun, mereka tak pernah mendapatkan gaji. Bahkan bos yang mempekerjakan mereka juga menghilang.

Deni mengaku mereka diminta datang ke Dabo oleh seorang mandor yang biasa dipanggil Arif untuk bekerja membangun sebuah tempat pembuangan sampah. Deni mengaku ongkos ke Dabo ditanggung oleh Arif.

"Awalnya ketika hendak berangkat dari Garut katanya akan digaji Rp100 ribu per hari per orang. Makan dua kali sehari dengan perjanjian per bulan gajinya akan dibayar," kata Deni di Mapolsek Sekupang.

Namun setelah sebulan berkerja, gaji yang ditunggu-tunggu tak kunjung diberikan oleh Arif. Arif pun mengubah perjanjian pembayaran gaji. "Perjanjianya berubah. Kata Arif, gaji akan dibayarkan per tiga bulan untuk seluruh karyawan sebanyak 25 orang yang juga dari Garut," ujarnya 

Para buruh, kata Dani, percaya dan melanjutkan pekerjaannya tanpa curiga. Namun setelah tiga bulan, tepatnya pada Sabtu (20/9/2014) lalu, Arif tidak lagi kelihatan batang hidungnya.

"Sabtu itu bos tidak ada sampai hari minggu saya tungguin. Ahirnya saya dan kawan-kawan yang lain melapor ke Polsek Dabo," kata Deni.

Setelah melapor, Deni dan Sugiono pun dipulangkan terlebih dahulu oleh Polsek Dabo ke Batam pada Senin (22/9/2014). Sementara rekan-rekan lainnya masih berada di Dabo untuk mencari Arif.

Setelah sampainya di Batam kakak adik ini terlantar di Jembatan SP, Batuaji. "Selama di Batam saya dan adik saya tidur di jembatan tanpa makan. Tidur juga harus di kolong jembatan," terangnya.

Bahkan untuk ke Mapolsek Sekupang ia harus berjalan kaki sepanjang jalan dengan harapan mendapat bantuan agar dapat dipulangkan ke daerah asal mereka di Garut. "Sudah di kantor polisi hati dan pikiran sudah nyaman, tinggal bagaimana menunggu arahan dari polsek," ujar Deni.

"Kita masih kordinasi oleh Dinsos, yang penting mereka aman di sini sampai mereka pulang ke tempat asalnya," ujar Kapolsek Sekupang, Kompol Rimsyahtono. (*)

Editor: Roelan